Danu diketahui berboncengan motor dengan adiknya, Achmad Fisera yang berasal dari SMP 51.
Menurut ketiga siswa tersebut, kegiatan SOTR ini berbarengan dengan pembagian santunan.
Namun mereka kaget ketika mendapat kabar sekitar jam 01.30 WIB bahwa Danu tertinggal dari rombongan dan meninggal dunia akibat luka bacokan.
"Jadi awalnya Danu itu tidak pasti apa akan ikut atau tidak, walaupun sudah menawarkan ke kami. Kemudian masih H-1 baru ada kepastian dia ikut untuk acara SOTR. Di grup sepi-sepi saja.
Lalu sekitar pukul 01.30 WIB itu ada Voice Note (VN) di grup. Yang VN suaranya Apis (sapaan adik Danu) bilang gini 'Sokin sokin gece UGD RS Jakarta, Abang gua meninggal'. Ya kita kira bercanda, ternyata beneran. Kagetlah kita semua," tambah ketiganya bergantian.
Sementara itu, menurut Fahmi (15) yang juga ikut SOTR, dirinya dan yang lain tidak mengetahui jika Danu dan Apis masih tertinggal di belakang.
"Jadi kita mau ke Panti Asuhan di kawasan Kota Tua. Tapi dalam perjalanan sudah bertemu geng motor. Posisinya kita lagi check point, cek persediaan baju, uang sembako dan makanan sahur.
Kemudian dari sebrang ada geng motor. Kita teriak damai, damai, damai.
Namun, 4 orang dari geng motor itu turun dengan membawa senjata tajam di tangannya. Kita kabur, tapi tidak tahu kalau Dani dan Apis tertinggal karena masih menyela motor yang saat itu mati," ceritanya.
Kini para pelaku bakal mempertanggungjawabkan aksinya ke pihak berwajib.