Otomotifnet.com - Ekspor mobil 1 juta unit optimis tercapai pada 2025. Hal ini disampaikan oleh Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian dalam sambutan pembukaan pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE BSD City, Tangsel (18/7).
"Agar target ini tercapai, diperlukan dukungan semua pihak terutama dalam hal peningkatan efisiensi produksi dan daya saing produk melalui implementasi industri 4.0," ungkap Airlangga.
Lebih lanjut menurutnya, Pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui harmonisasi dan sinkronisasi regulasi di sektor industri otomotif.
"Upaya yang tidak kalah pentingnya, yaitu komitmen dari prinsipal untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi yang berorientasi ekspor.
(Baca Juga: Lamborghini Hingga Ferrari Palsu Beredar, Dibikin Bapak dan Anak, Sekilas Mirip Asli)
Ekspor kendaraan CBU di tahun 2018 mencapai 250 ribu unit dengan pangsa pasar sekitar 80 negara di dunia termasuk lima negara tujuan utama ekspor, yaitu Filipina, Arab Saudi, Jepang, Meksiko dan Vietnam, ungkapnya," beber Menperin.
Pada tahun ini, ekspor kendaraan CBU ditargetkan mencapai 400 ribu unit dan diharapkan terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut Airlangga, target ekspor 1 juta itu sejalan dengan tema yang diusung dalam GIIAS 2019, yakni Indonesian Automotive Export: From Indonesia for The World Towards 1 Million Unit in 2025.
"Peluang ekspor mobil produksi Indonesia seiring juga adanya perjanjian perdagangan bebas dengan Australia.
Pada FTA Indonesia-Australia, low hanging fruit-nya untuk TKDN kendaraan listrik itu 40 persen. Jadi, tentunya mudah dicapai, imbuhnya lagi.
Industri otomotif di Indonesia dinilai semakin tumbuh dan berkembang serta terus memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.
Oleh karenanya, industri otomotif mendapat prioritas pengembangan, terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0, yang telah tertuang pada peta jalan Making Indonesia 4.0.
"Kami senantiasa mendorong pendalaman struktur industri otomotif melalui peningkatan investasi agar lebih berdaya saing global," tegasnya lagi.
(Baca Juga: Matic 125 cc Yang Cocok Untuk Kebutuhan dan Postur Orang Indonesia, Ini Dia Jawabannya!)
Apalagi, masih menurutnya, produksi dan penjualan otomotif nasional yang sejak tahun 2013 mencapai rata-rata di atas 1,2 juta unit per tahun.
"Ini menjadi potensi kita yang perlu terus ditingkatkan karena memiliki multiplier effect yang luas," sambung Manperin.
Merujuk data Kemenperin, produksi kendaraan roda empat atau lebih pada periode Januari-Mei 2019 tercatat sebesar 522 ribu unit.
Sementara itu, penjualan domestik berkisar di angka 422 ribu unit, yang berasal dari produksi lokal maupun impor, sedangkan ekspor CBU sekitar 115 ribu unit.
"Jadi, industri otomotif sebagai penghasil devisa yang cukup signifikan. Apalagi, industri ini sudah semakin kuat dengan ditopang sektor pendukung seperti industri baja,
industri kimia untuk produk plastik, industri karet termasuk kita sudah membangun industri karet sintetis di Indonesia," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo melaporkan beberapa hal yang telah dicapai oleh industri otomotif di Indonesia.
Menurutnya, saat ini industri otomotif di Indonesia sudah mandiri dalam memenuhi kebutuhan domestik.
(Baca Juga: Astra International dan Gojek Suguhkan Layanan Gofleet, Driver Tak Punya Mobil Bisa Tetap Narik)
"Catatan impor otomotif Indonesia pada tahun 2018 sekitar 90.000 unit, terus menurun dari catatan tahun sebelumnya. Selain itu, berdasarkan data yang dirangkum Gaikindo, ekspor mobil utuh atau CBU sepanjang 2018 tumbuh 14,4% atau mencapai 264.500 unit. Pencapaian tersebut adalah yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ungkap Nangoi.
Kendaraan produksi Indonesia itu telah diekspor ke-80 negara yang mencakup ASEAN, Asia, Afrika, negara-negara Amerika bahkan Jepang.
Pada 2019, Gaikindo akan mengupayakan angka ekspor dapat mencapai 300.000 unit.
"Dimulai pada tahun 2019 ini dan ke depannya, Gaikindo dengan dukungan dari pemerintah, agen pemegang merek dan prinsip merek akan terus mendorong dan mengembangkan ekspor otomotif.
"Data Bank Indonesia menyebutkan di tahun 2017 nilai ekspor otomotif menduduki posisi kedelapan komoditas ekspor unggulan nonmigas Indonesia dengan mencapai nilai USD7,1 miliar," beber Nangoi.