"Jadi, industri otomotif sebagai penghasil devisa yang cukup signifikan. Apalagi, industri ini sudah semakin kuat dengan ditopang sektor pendukung seperti industri baja,
industri kimia untuk produk plastik, industri karet termasuk kita sudah membangun industri karet sintetis di Indonesia," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo melaporkan beberapa hal yang telah dicapai oleh industri otomotif di Indonesia.
Menurutnya, saat ini industri otomotif di Indonesia sudah mandiri dalam memenuhi kebutuhan domestik.
(Baca Juga: Astra International dan Gojek Suguhkan Layanan Gofleet, Driver Tak Punya Mobil Bisa Tetap Narik)
"Catatan impor otomotif Indonesia pada tahun 2018 sekitar 90.000 unit, terus menurun dari catatan tahun sebelumnya. Selain itu, berdasarkan data yang dirangkum Gaikindo, ekspor mobil utuh atau CBU sepanjang 2018 tumbuh 14,4% atau mencapai 264.500 unit. Pencapaian tersebut adalah yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ungkap Nangoi.
Kendaraan produksi Indonesia itu telah diekspor ke-80 negara yang mencakup ASEAN, Asia, Afrika, negara-negara Amerika bahkan Jepang.
Pada 2019, Gaikindo akan mengupayakan angka ekspor dapat mencapai 300.000 unit.
"Dimulai pada tahun 2019 ini dan ke depannya, Gaikindo dengan dukungan dari pemerintah, agen pemegang merek dan prinsip merek akan terus mendorong dan mengembangkan ekspor otomotif.
"Data Bank Indonesia menyebutkan di tahun 2017 nilai ekspor otomotif menduduki posisi kedelapan komoditas ekspor unggulan nonmigas Indonesia dengan mencapai nilai USD7,1 miliar," beber Nangoi.