Otomotifnet.com - Indonesia bakal menjadi tuan rumah MotoGP mulai 2021 mendatang.
Sebab, saat ini tengah dilangsungkan pembangunan sirkuit MotoGP di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Timur.
Nah, kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah membuat bos sirkuit Sepang, Malaysia, Razlan Razali 'deg-degan' atau khawatir.
Sebab, sudah sejak lama, Malaysia menjadi negara di Asia yang konsisten menggelar ajang MotoGP.
(sepngBaca Juga: Ssst... Bos Sepang Gak Cuma Promosi MotoGP Malaysia, Ternyata Ngincer Pembalap Ini)
Penonton di Asia Tenggara banyak yang tersedot menonton langsung ke Negeri Jiran tersebut.
Namun baru-baru ini, beberapa negara kawasan Asia Tenggara mulai mengajukan diri untuk jadi tuan rumah MotoGP.
Misalnya saja Thailand lewat sirkuit Buriram yang menjadi tuan rumah MotoGP mulai tahun lalu.
Juga Indonesia yang sudah deal dan tinggal menunggu sirkuit serta fasilitasnya jadi saja untuk bisa menggelar MotoGP.
"Bagus bahwa Carmelo Ezpelata (CEO Dorna) dan Dorna kasih tahu aku sesegera mungkin mana saja yang akan menggelar balapan di Asia," kata Razlan Razali dilansir dari Crash.net.
"Aku bilang padanya oke-oke saja jika Indonesia ingin jadi tuan rumah, atau kami sudah punya Thailand," kata Razali.
"Dia juga bilang soal Vietnam," sambung Razali.
Razali menerima sih hadirnya Indonesia yang bakal jadi tuan rumah MotoGP.
(Baca Juga: Akses Jalan ke Sirkuit MotoGP Mandalika Siap Dibangun, Panjang 17 Km)
Tapi Razali tidak mau hadirnya Indonesia mengubah posisi nyaman yang dipegang Malaysia.
Razali menilai, balapan di Asia Tenggara harus diatur jadwalnya, seperti halnya Thailand diadakan tidak berdekatan dengan Malaysia.
Begitu juga Indonesia nantinya karena hal ini akan berpengaruh ke jumlah penonton yang akan datang.
Selain itu, Razali tetap ingin Malaysia jadi seri akhir yang tetap diadakan sebelum seri penutup di Valencia.
"Bagiku, tidak masalah asal kami tetap jadi balapan nomor 2 dari belakang," tegas Razali yang juga bos dari tim Petronas Yamaha SRT ini.
"Kami tetap ingin itu karena aku menjaga fans asal Malaysia," kekeuhnya.
"Mereka tetap bisa pergi ke Thailand, Indonesia, atau ke Vietnam, atau mana saja tapi jangan bilang malah tidak menonton di Malaysia," tegas Razali.