Otomotifnet.com - Banyak yang masih bertanya-tanya, kenapa pakai bensin dengan oktan lebih rendah sangat tidak dianjurkan buat mesin.
Alasannya, mesin masih bisa menyala dan nyatanya tidak ditemui masalah yang signifikan.
Wajib diingat, terkadang efek negatifnya memang tidak langsung dirasakan, namun bahaya jika berkepanjangan.
Tomy Huang bos BRT-Bintang Racing Team pernah menuturkan kalau penggunaan bensin dengan oktan lebih rendah dari anjuran bisa bikin ledakan dini di ruang bakar.
(Baca Juga: Roller Peyang Pengaruhi Umur V-Belt, Nekat Dibiarkan, Awas Putus di Tengah Jalan)
Hal itu disebabkan karena bensin dengan nilai oktan lebih rendah akan lebih mudah terbakar dan tidak tahan kompresi tinggi.
Gejala yang paling sering muncul adalah knocking atau bunyi ngelitik akibat ledakan terlalu dini di ruang bakar.
Kalau dibiarkan, permukaan atas piston bisa terkikis bahkan bolong akibat tidak bisa menahan ledakan yang terjadi terlalu dini.
Penjelasan sederhananya, dalam kondisi normal piston akan bergerak ke atas mengkompresi campuran bensin dan bahan bakar untuk diledakan.
(Baca Juga: Motor Matik Larinya Tertahan di 60 Km/jam, Bongkar CVT, Bisa Jadi Roller Peyang)
Saat piston sampai Titik Mati Atas (TMA) baru terjadi ledakan untuk membuat piston terdorong ke bawah dan memutar kruk as.
Siklus kerja dorongan akibat ledakan itu yang menjadi sumber tenaga bagi mesin.
Namun, saat nilai oktan bensin yang digunakan terlalu rendah akan terjadi ledakan dini.
Jadi, saat piston masih berjalan ke atas atau menuju TMA sudah terjadi ledakan pada ruang bakar.
(Baca Juga: Yamaha FreeGo Lampu LED Dibikin Makin Terang, Harga Sesuai Spek)
Di situ yang bikin piston harus menahan tekanan akibat ledakan, padahal geraknya masih ke atas.
Makanya, jika dibiarkan lama kelamaan permukaan piston bisa terkikis dan bolong yang bikin mesin jebol.
Oleh sebab itu, gunakanlah bensin yang nilai oktannya sesuai dengan anjuran mesin yang kalian gunakan agar tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan.