Otomotifnet.com - Mobil di segmen Low Cost Green Car atau kerap disebut LCGC bisa dibilang nyaris usai.
Ini setelah regulasi pajak baru berdasarkan emisi gas buang tahun 2021 muncul.
Karena regulasi ini, mobil LCGC tak lagi bisa menikmati pajak 0%.
Atau gampangnya mobil LCGC sudah tak bisa lagi dibilang murah.
(Baca Juga: Mitsubishi Outlander Anyar Terciduk, Muka Mirip Xpander, Desain Belakang Mengotak)
Mungkin jikapun harus disebut, tersisa mobil ramah lingkungan saja.
Di tahun 2013, LCGC dikeluarkan sebagai jawaban atas tuntutan konsumen terhadap mobil murah ramah lingkungan.
Harganya diset di bawah Rp 100 juta. Namun seiring zaman, harga psikologis tersebut telah terlewati.
Mobil LCGC tak lagi murah. Bahkan mendekati Rp 140 jutaan. Pasca regulasi pajak berdasarkan emisi, bukan tidak mungkin tembus di atas Rp 150 jutaan.
(Baca Juga: VW Tiguan Allspace Sempat Bikin Geger, Diproduksi di Indonesia, Produksi Ditarget Segini!)
Di luar harganya yang terus melambung, pasar LCGC faktanya terus tergerus.
Data Gaikindo menunjukkan penjualan LCGC tahun ini sampai bulan Agustus 2019 ada 137.406 unit.
Padahal dalam periode yang sama tahun lalu masih mencatat 155.604 unit.
Penurunan ini bukan hanya akibat harga yang terus naik. Menurut praktisi dari kalangan APM, ini akibat pasar yang mulai jenuh.
(Baca Juga: Toyota Supra GR Kena Recall, BMW Yang Ajukan Surat, Sabuk Pengaman Bermasalah)
Momen permintaan LCGC didominasi oleh taksi online telah usai.
Permintaannya menurun karena populasinya memang sudah banyak.
Pemilik mobil LCGC juga belum berganti mobil karena masih berumur sekitar 5-6 tahun.
Konsumen first time buyer yang berpindah dari motor ke mobil juga lebih berpikir rasional.
(Baca Juga: Mitsubishi Xpander Bakal Ada Yang Baru, Komunitas: Harga di Bawah Rp 300 Juta Aja)
Bisa saja mereka memaksakan membeli mobil LCGC. Namun kepraktisan taksi online membuat mereka berpikiran lain.
Sebagai transportasi harian, mereka lebih memilih motor kelas menengah di rentang harga Rp 40-80 jutaan.
Misalnya Yamaha XMAX, Honda ADV150 atau Honda Forza.
Nyaman dan bebas macet. Apalagi di Jakarta bisa bebas ganjil-genap.
(Baca Juga: Nissan Navara Diklaim Kurang Tenaga dan Tak Bisa Masuk Gigi 7, NMI Digugat Konsumen)
Sedangkan saat butuh mobil, mereka memilih taksi online. Misalnya saat jalan-jalan bersama keluarga di akhir pekan.
Sisa uang lebih yang tadinya cukup untuk membeli mobil LCGC akan dipakai untuk konsumsi lain, seperti berlibur atau ditabung.
Pasca regulasi baru soal pajak berdasar emisi gas buang, LCGC dipastikan bakal tinggal cerita.
Jika sudah begini, mobil-mobil eks LCGC akan bersaing dengan yang lain tanpa kemudahan pajak.