Sisi handling LX 125 tetap terasa lincah, terutama saat diajak membelah kemacetan Ibu Kota, selap-selip di antara mobil yang mengantre di kemacetan jadi mudah saja.
Hanya harus selalu perhatikan spionnya yang lebih lebar dari pada setang. Rawan nyangkut!
Diajak berbelok pada kecepatan tinggi juga nurut saja.
Namun, membuat pengendara sedikit gugup terutama karena lingkar roda yang tergolong kecil (11 dan 10 inci), membuatnya terasa kurang mantap saat melibas tikungan panjang.
Tapi to be fair, skutik ini memang tidak dirancang sebagai pacuan high performance untuk mendominasi trek.
LX 125 lebih enak dibawa santai pada kecepatan menengah sembari menikmati perjalanan.
Bicara redaman suspensi, sok depan yang terpasang pada lengan tunggal dengan pegas helical terasa nyaman dalam meredam guncangan maupun melewati polisi tidur atau speedtrap.
Berbanding terbalik dengan sok belakang yang terasa keras, terutama saat rebound.