Pada B20 tidak diatur kandungan logam, sedangkan di B30 diatur kandungan beberapa jenis logam, antara lain Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium.
Adapun dampak dari kandungan logam tersebut adalah penyebab filter bahan bakar dan injector tersumbat, sehingga aliran bahan bakar ke ruang bakar tidak sempurna dan performa mesin tidak optimal.
Atas dasar itu, menurut Santiko, Hino melakukan dua test yaitu emission test dan durability test.
Baik itu untuk mesin yang saat ini digunakan Euro 2, dan juga mesin yang akan digunakan pada 2021 Euro 4.
(Baca Juga: Dealer Hino Terbesar Di Sumatera Dibuka, Bakal Melayani Servis 24 Jam)
Uji mesin Hino dilakukan di laboratorium dengan kondisi beban dan daya maksimum pada putaran mesin 2.500 rpm, selama 400 jam atau setara dengan 40.000 km pada pemakaian maksimum yang menggambarkan kondisi kendaraan dipacu dalam kondisi ekstrim melebihi dari keadaan sesungguhnya dilapangan atau pengoperasian aktual kendaraan sehari-hari.
Parameter mesin yang diuji antara lain; daya, torsi, konsumsi BBM dan dampak terhadap komponen.
Berdasarkan hasil uji tersebut, Hino sudah melakukan penyesuaian spesifikasi kendaraan yang sesuai dengan karakteristik bahan bakar Biodiesel.
"Sehingga potensi terhadap dampak atau pengaruh yang timbul pada saat penggunaan Biodiesel termasuk B30 dapat diminimalisir agar kedepannya operasional bisnis customer tidak mengalami gangguan," tuturnya lagi.