Agar performa lebih maksimal, camshaft diganti Kawahara namun di-custom oleh Erte, “Biar sesuai dengan spek piston 66 mm. Durasi totalnya dengan lift 8,7 mm. Karena lift-nya tinggi, coakan di klep harus dalam, tapi harus perhatiin juga ketebalan piston jangan sampai bolong saat kena kompresi. Akalinnya paking blok dibuat tebal 1 mm,” rincinya.
INJECTOR & PIGGYBACK
Jalur masuknya udara tidak terlalu extreme, throttle body masih standar bahkan boks filter udara beserta isinya masih terpasang rapi, “Karena motor ini kan buat harian dan touring, jadi gak terlalu dibikin extreme untuk meminimalisir kerusakan saat dipakai,” lanjut Erte yang biasa bikin mesin balap Vespa.
Namun, untuk mengimbangi mesin 200 cc tentu perlu perubahan, “Injector-nya pakai Vespa non i-Get yang punya 2 hole tapi semprotannya lebih deras. Kalau injector i-Get 8 hole tapi besin jadi terlalu ngembun, kalau di bawah 200 cc sih masih bisa. Habis itu pakai Iquteche buat setting bensinnya,” rinci pria yang tinggal di Jatibening, Bekasi ini.
Baca Juga: Piaggio Zip Mesin Bore Up 127 Cc, Terkencang di Vesparace Seri Perdana
CVT
Agar tenaga dari mesin dapat tersalur secara maksimal ke roda belakang, perangkat CVT ikut di-upgrade dengan penggantian beberapa part.
“Variator depan, kampas kopling, dan mangkok koplingnya pakai JVT. Lalu roller pakai berat 10 gram dan per CVT 1.500 rpm,”
”Setingan ini udah cukup untuk harian dan touring, akselerasinya dapat dan putaran atasnya mesin gak terlalu menggerung,” sambung Erte.
HASIL DYNO
Untuk melihat peningkatan tenaganya, Primavera ini dites pakai mesin dyno Mainline milik Farm Tuning yang ada di Lebak Bulus, Jaksel.
Pada kondisi standar tercatat tenaga maksimalnya 7,37 dk di 5.772 rpm dan torsi 9 Nm di 5.750 rpm.