"Setiap bulan (jumlah karyawan yang habis kontrak) beda. Memang belum banyak, sampai sekitar 1.000 lah dari total 13 ribu karyawan," ucap Amel.
Ia menambahkan, tidak memperpanjang kontrak karyawan dilakukan demi menyesuaikan anggaran yang dikeluarkan perusahaan, efek dari turunnya penjualan karena pandemi Covid-19.
Selain itu, pabrik Daihatsu juga belum beroperasi secara penuh karena harus menerapkan protokol kesehatan, sehingga pihaknya mengambil keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak karyawannya.
Penyesuaian anggaran lainnya, dilakukan lebih banyak di sektor lain, misalnya mengurangi biaya perjalanan karyawan hingga penundaan rencana renovasi kantor.
"Biaya investasi lain seperti renovasi kantor jadi kekinian, karena tidak prioritas, kami putuskan untuk menundanya. Jadi kami evaluasi lagi rencana kami dan cari mana yang bisa ditunda dan dikurangi," tutupnya.