Otomotifnet.com - Pembalap, drifter dan peslalom wanita nasional, Alinka Hardianti dibuat kaget saat menjajal Honda Brio berwajah Civic Type R.
Sebab, Brio kuning dengan aplikasi body kit Type R ini bukan cuma ngejar tampilan racing.
Namun juga siap diajak slalom dan sudah dicoba ratu drifting Indonesia tersebut.
Alinka mencoba Brio itu beberapa putaran dan menyampaikan opininya terkait performa dan handlingnya.
Baca Juga: All New Honda Brio Satya Dijejali Mesin Jazz GK5, Ini Engine Swap Pertama di Indonesia
"Enak mobilnya, pas lah buat kelas slalom dari segi handling sama tarikannya," ujar Alinka.
Ini lantaran konstruksi kaki-kaki Brio Satya sudah dipasangi coilover dengan komposisi ban yang pas.
"Untuk ban itu gue pakai Accelera 651 Sport semi slick. Kenapa, karena mobil ini kan buat slalom jadi perlu grip lebih di depan," jelas Aldhy Rais dari HSR Wheel sebagai salah satu modifikator Brio Satya ala Civic Type R tersebut.
"Sedangkan belakang pakai Accelera PHi karena butuh slide yang lebih enak," timpalnya.
Sementara untuk performa dinilai Alinka sangat mumpuni, ini lantaran mesin telah disuntik Dastek Unichip dan knalpot custom valvetronic lansiran ORD Exhaust.
"Agak kaget pas belum tahu kalau mobil ini knalpotnya valvetronic. Eh pas dibuka katupnya tarikannya berasa banget beda, lebih kenceng," ujar Alinka.
"Nah waktu mau nge-slide pas posisi katup dibuka itu ngerem harus lebih awal," ucap Alinka.
"Beda sama kondisi katup ditutup, itu ngerem bisa lebih deket sama titik slide-nya," imbuhnya.
Baca Juga: Brio Satya 'Bernyawa' Jazz, Power Sampai 289 Dk, Dijual Tak Sampai Rp 200 Juta
Total biaya research and development (R&D) modifikasi Honda Brio Satya dengan body kit Civic Type R ini ternyata enggak murah.
Mulai dari body kit senilai Rp 15 juta, headlamp+stoplamp Rp 14 juta, coilover Rp 6,5 juta, pelek dan ban Rp 6 juta, cakram belakang Rp 10 juta.
Lalu di sektor mesin ada Dastek Unichip Rp 10 juta dan full custom valvetronic ORD Exhaust Rp Rp 13 juta.
Di kabin headunit senilai Rp 7 juta serta full custom interior Rp 15 juta.
Jika ditotal mencapai angka Rp 96,5 juta!
"Ini estimasi biaya R&D ya bukan harga jual masing-masing part," pungkas Aldhy.