Otomotifnet.com – Tak sedikit pemilik kendaraan, baik mobil maupun motor, beranggapan bahwa menggunakan bahan bakar dengan RON (Research Octane Number) tinggi, akan membuat performa mesin lebih mantap.
Sementara kalau pakai BBM dengan RON rendah kayak Premium yang nilainya 88, cenderung bikin kendaraan jadi lebih irit. Apa betul?
“Bahan bakar oktan rendah membuat irit, benar, tapi irit di kantong ya, belum tentu irit (secara konsumsi, red) bahan bakar,” jelas Profesor Dr.Ing.Ir. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung.
“Tergantung setting mesinnya cocok atau enggak. Kalau memang setting mesinnya cocok untuk (bensin RON, red) 88, ia akan optimum di situ,” jelas Prof. Yus (sapaan akrabnya) lebih lanjut dalam webinar yang diselenggarakan oleh OTOMOTIF Group Sabtu (21/6-2020) sore.
Baca Juga: Cara Memilih Bensin Motor Yang Cocok, Lihat Perbandingan Kompresinya
Prof. Yus pun lantas mencontohkan mobil keluaran lama kayak Toyota Kijang lama yang sistem timing pengapiannya masih manual, yaitu disetel melalui delko atau distributor pengapian.
“Kalau dia (timing pengapian, red) manual begitu, ya pasti hanya berlaku pada satu jenis RON saja,”
“Bila kebetulan disetting-nya untuk RON rendah (88, red), begitu diisi yang RON 92, mesti jadi enggak enak, ngempos, apalagi yang RON 98, tambah gak enak,” terangnya lagi.
Masih kata Prof. Yus, sama halnya dengan yang RON tinggi, “Bila dibilang RON tinggi itu dibilang menjadi lebih kencang, kalau setting mesinnya memang cocok dengan BBM tersebut, ya akan begitu. Tapi kalau enggak cocok, malah enggak lari,” tukasnya.
Namun pada kendaraan keluaran sekarang yang sudah injection, lanjut Prof. Yus, “Ia kan (teknologinya, red) sudah pintar tuh pada ECU-nya, begitu dikasih bahan bakar yang RON-nya tinggi, (secara otomatis, red) akan dimundurkan timing-nya (menjauh dari Titik Mati Atas atau TMA, red),”
“Dan ketika terbaca belum ada detonasi, akan dimundurkan lagi timing-nya, maka akan makin tinggi ‘gunungnya’ (tenaga, red). Grafiknya akan makin naik, dayanya makin besar,” jelas Prof. Yus.
Jadi kesimpulannya adalah, pemakaian bahan bakar dengan nilai RON tertentu, bila cocok dengan setting-an mesin kendaraan, efeknya akan seperti yang diharapkan, yaitu irit atau bertenaga.
Yus pun menyarankan paling aman ikuti anjuran pabrik, "Karena mereka yang buat kendaraan tersebut, pasti tahu cocoknya pakai bahan bakar apa," tukasnya.