Utamanya karena butuh tenaga lebih untuk menyeimbangkan dan menahan Qooder saat merayap pelan seperti di kemacetan.
Tapi kalau sudah terbiasa malah enak, karena saat berhenti pun tinggal kunci suspensinya, jadi kaki tak perlu turun.
Namun, karena lebar tentu enggak bisa selap selip layaknya motor 2 roda. Jadi saat macet mesti sabar layaknya bawa mobil.
Kalau sudah melaju kencang rasa beratnya tidak terlalu terasa. Malah pengendara langsung dimanjakan suguhan jok dengan tinggi 780 mm yang begitu lebar dan empuk, ditambah juga dengan sandaran buat tulang ekor yang cukup tinggi, nyaman bangettt…
Baca Juga: SSS Bikin V-belt Racing, Mulai Rp 150 Ribu, Masa Pakai 20.000 Km
Setang yang cukup tinggi juga menunjang kenyamanan. Tapi dengan posisi yang jauh dari jok, membuat lengan pengendara jadi lurus, bahkan badan ikut tertarik saat berbelok patah.
Kenyamanan sedikit berkurang karena kaki tidak bisa selonjoran dan ruang kaki kanan sedikit terganggu karena ada pedal combi brake.
Pengendara juga perlu beradaptasi terhadap suspensi HTS yang menopang keempat rodanya, karena punya karakter yang berbeda dibanding suspensi konvensional yang menggunakan per.
Sebagai contoh saat berbelok, pengendara perlu membuat skutik ini miring terlebih dulu dengan badan.
Caranya dengan didorong pakai pantat, baru bisa berbelok dengan setang, kecepatan juga perlu disesuaikan. Oiya sudut kemiringan maksimal 45° saja.
Baca Juga: Tes Lengkap Honda X-ADV, Moge Matik Segala Medan Rp 450 Jutaan