Yang dirasa sedikit mengganggu saat berkendara malah windshield-nya yang berwarna gelap.
Itu cukup menghalangi penglihatan, terutama saat merayap di kemacetan pada malam hari. Andai warna clear atau smoke pasti lebih enak.
PERFORMA
Sebagai penggerak, Qooder dibekali mesin bersilinder tunggal dengan kapasitas murni 399 cc SOHC, 4 katup, berpendingin cairan (radiator).
Baik suara mesin maupun knalpotnya cukup halus, ketika digas hanya terdengar suara mesin menggerung saja, ini wajar karena mesinnya tersembunyi di balik bodi di bawah pengendara.
Respon awal ketika beranjak dari keadaan berhenti memang tidak terlalu istimewa. Ini karena bobotnya hampir 3 kuintal. Ditambah karakter koplingnya langsung mengunci di rpm rendah, sehingga mesinnya tidak ada 'ancang-ancang' untuk mengkail tenaga terlebih dulu.
Baca Juga: Sokbreker Punya Beragam Fitur, Ini Fungsinya, Jangan Salah Setting!
Ketika sudah jalan putaran mesin bermain di kisaran 4.000-6.000 rpm. Sisi negatifnya memang terasa menggerung, padahal hanya berjalan di 60-80 km/jam.
Sisi positifnya itu merupakan rentang torsi maksimal, sebesar 38,5 Nm di 5.000 rpm.
Sehingga selalu terasa responsif dan untuk menyalip kendaraan atau menaklukan tanjakan tidak perlu ‘ngeden’.
Mungkin karena terus main putaran tinggi, jarum suhu mesin rajin melewati setengah, tepatnya 5/8.
Ketika posisi macet bahkan hampir menyentuh red line, tapi extra fan langsung menyala dan menurunkan suhu ke titik tengah. Tapi tidak lama akan stabil lagi berada di posisi 5/8.
Meski 400 cc, tapi top speed Qooder ini memang tidak terlalu tinggi.
Saat dites mentok 130 km/jam di 8.000 rpm, hanya sedikit di atas peak power 32,5 dk di 7.000 rpm.
Baca Juga: Yamaha NMAX Pasang Piston R15, Stroke Up Jadi 171 cc, Tenaga Naik 4 Dk