Otomotifnet.com - Suzuki XL7 menawarkan varian Alpha yang merupakan varian teratas.
Masuk ke dalam kabinnya, kita disuguhi fitur berkelas dan kekinian.
Unsur estetika yang wah dan fungsi menyatu di dalammya.
Lalu bagaimana 'attitudenya' saat melaju di jalan?
Baca Juga: Suzuki XL7 Lagi Bulan Madu, Ini Kesan Pertama Masuk Kabinnya
Kami pun mengeksploraainya dalam New Normal Media Test Drive (26-30/8/2020).
Dari sini didapat experience, jika berkendara di dalam kota yang kondisinya enggak sepenuhnya mulus dan melibas dengan kecepatan rendah, suspensi terasa kaku.
Namun berbeda ketika mobil melaju di tol luar kota dengan kecepatan tinggi.
Kondisi jalan demikian tak jarang membuat mobil mendadak 'terbang' karena kontur jalan bergelombang.
Misal, di tanjakan dan turunan sambungan jembatan beton.
Compression atau tekanan suspensi saat mendapat beban enggak terlalu keras. Begitu juga reboundnya, enggak nyentak.
Ayunan suspensi terasa empuk saat 'melompat' namun mampu mempertahankan kestabilan.
Termasuk ketika menikung dengan kecepatan tinggi, karakter suspensi memberi kepercayaan diri untuk menikung cepat.
Ditambah fitur Electronic Stability Program (ESP), menambah tenang saat manuver.
KEKEDAPAN KABIN
Kekedapan kabin cukup baik. Di kecepatan 140 km/jam pengemudi dan penumpang masih bisa mengobrol santai.
Namun memasuki 160 km/jam dengan 5.500 rpm, jeritan mesin terdengar keras.
Sementara itu, tarikan mesin K15B terasa bertenaga. Berdasarkan data, produksi tenaga mencapai 104,7 PS (103,2 dk) pada 6.000 rpm dan torsi puncak 138 Nm di 4.400 rpm.
Mesin juga mampu menyediakan torsi yang dibutuhkan saat berakselerasi.
Contohnya saat diajak menanjak dengan kemiringan curam, di kawasan Watugupit, Gunung Kidul, Yogyakarta (29/8/2020), torsi mampu mendorong mobil dengan baik.
Hal ini diketahui saat mencoba fitur Hill Hold Control.
Dengan menekan rem hingga mobil berhenti maka mobil akan berhenti di tanjakan dan enggak merosot.
Baca Juga: Suzuki XL7 Tipe Matik Unggul Fitur Dari Manual, Bekerja Saat Jalan Menanjak
Fitur ini membantu saat harus stop and go di tanjakan.
Nah, saat digas kembali, mobil kembali melaju meski tanjakan tergolong curam.
Sesekali merayap di tanjakan berkelok dan sempit, mesin masih kembali menyuplai tenaga saat digas lebih dalam.
Sementara bicara konsumsi BBM berdasarkan MID di perjalanan ini, tercatat 13,1 km/liter Pertamax untuk rute kombinasi.