Honda Forza Pesaing XMAX Dites, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Antonius Yuliyanto - Sabtu, 3 Oktober 2020 | 22:15 WIB

Test ride Honda Forza (Antonius Yuliyanto - )

Otomotifnet.com - Honda Forza merupakan andalan PT Astra Honda Motor di kategori skutik 250 cc.

Di kelasnya, Forza bersaing dengan Yamaha XMAX, Kymco DownTown 250i dan X-Town 250i.

Forza yang didatangkan secara utuh (CBU) dari Thailand, saat ini (3/10/2020) dibanderol Rp 83.810.000.

Penasaran dengan yang ditawarkan Honda pada Forza? Bagaimana impresi berkendaranya? Apakah nyaman buat harian? Apakah mesinnya responsif?

Untuk mengetahuinya, simak hasil tesnya berikut ini.

Baca Juga: XMAX Tenaga Naik 3,24 Dk Tanpa Bore Up, Cuma Ganti ECU Juken

Rizky/otomotifnet.com
Posisi duduk Honda Forza saat berhenti dan kedua kaki turun

Riding Position & Handling

Posisi duduk yang ditawarkan nyaman banget, karena joknya cukup rendah, hanya 780 mm dari tanah dan punya permukaan lebar, dikombinasi dengan setang yang cukup tinggi dan posisi kaki yang fleksibel.

Kaki bisa selonjoran, tegak lurus atau malah menekuk ke belakang layaknya bawa motor balap.

Joknya bukan cuma lebar, tapi ada penahan buat pinggang, jadi berkendara semakin nyaman.

Sayangnya khas skutik Honda, busa joknya kaku alias keras, mungkin dibuat padat agar awet.

 

Dan karena permukaan joknya lebar, bagi pengendara dengan tinggi sekitar 170 cm atau kurang, ketika berhenti kedua kaki jadi masih agak jinjit, antisipasinya cukup satu kaki saja yang turun atau cari trotoar, heheee...

Bicara handling, karakter sasis dan kaki-kakinya cukup kaku, sehingga dikendalikan jadi presisi dan mudah kendati bobotnya mencapai 182 kg!

Distribusi bobotnya imbang, makanya diajak belok kedua roda terasa menapak dengan baik.

Nurut banget, sampai standar tengah menggasak aspal pun motor tetap stabil.

Rizky/otomotifnet.com
Honda Forza punya karakter handling yang stabil enggak goyang

Pengendalian yang baik juga ditunjang karakter suspensi yang cukup keras, utamanya belakang, sehingga enggak ada gejala pantat mengayun.

Sedang yang depan cukup empuk, malah jika melindas gundukan tinggi atau lubang dalam kadang muncul bunyi “jeduk”.

Biar lebih nyaman, saat berkendara sendirian sebaiknya setelan preload sokbreker belakang disetel.

Bagi yang berbobot sekitar 65 kg atau kurang, atur ke setelan paling empuk agar bisa mengurangi entakan ke pinggang akibat busa jok yang keras saat lewat jalan rusak atau speed trap.

Namun tenang, kendati di posisi paling empuk, tetap saja pengendalian masih stabil.

Oiya alat buat menyetel preload sokbreker belakang ada di dalam toolkit di dalam bagasi.

Handling Forza yang nurut juga dibantu rem yang responsif dan presisi, empuk saat handel ditarik dan pakem.

Main late braking saat ketemu tikungan jadi enggak ragu.

Dengan handling yang nurut pula, kendati dimensi cukup bongsor, panjang 2 meter lebih, tepatnya 2.142 mm, lebar 754 mm dan tinggi 1.472 mm, Forza tetap enak buat berkelit di jalanan dalam kota yang padat.

Namun jangan samakan dengan kelincahan BeAT, karena radius putar dan bobotnya tetap kalah.

Rizky/otomotifnet.com
Busa jok Honda Forza karakternya cukup kaku, saat diduduki terasa keras

Fitur & Teknologi

Bicara fitur, tentu diawali dari electrically adjustable wind screen yang jadi andalan Forza.

Dengan posisi bisa naik turun hanya dengan menekan tombol di setang kiri, ternyata berguna banget.

Saat jalan di siang hari yang panas, tinggal disetel turun agar ada angin ke badan.

Sedangkan saat malam hari yang dingin atau ketika hujan, setel naik maksimal biar udara dingin tak langsung mengenai badan.

Fitur yang juga berguna tentu tempat penyimpanan yang lega.

Pertama, ada konsol di bawah setang kiri, bisa memuat dengan mudah botol minum 600 ml.

Di dalamnya ada pula power outlet untuk mengecas smartphone, termasuk ada tempat khusus untuk menaruhnya. Tutupnya ikut terkunci saat kontak off.

Tempat penyimpanan yang lebih lega tentu saja ada di balik joknya, 2 helm full face pun bisa masuk.

Terobosannya ada sekat yang bisa dipindah, bisa di depan atau belakang.

Rizky/otomotifnet.com
Bagasi Honda Forza bisa muat 2 buah helm dan ada sekatnya

Guna sekat ini untuk memisahkan barang kecil agar tak tercampur atau terlempar-lempar jika bagasi sedang kosong.

Hanya saja ada minusnya nih, joknya memang terangkat otomatis karena ada per penahan di asnya, cuma sudut membukanya kurang lebar.

Ketika terbuka, sudut jok kurang tegak atau tak bisa rebah ke setang, jadi menaruh atau mengambil barang yang ada di ujung depan bagasi kadang susah.

Satu lagi, di bawah setang tak ada gantungan barang, jadi saat bawa barang belanjaan yang mengharuskan digantung, seperti es teh manis yang dibungkus, jadi enggak bisa.

Padahal coba ditaruh di konsol enggak muat, kalau ke bagasi pasti es jadi mencair karena suhunya tinggi.

Lanjut lagi, ada juga fitur Honda Selectable Torque Control (HSTC) yang kinerjanya persis TCS (Traction Control System).

HSTC ini bisa diaktifkan atau dimatikan, tombolnya ada di setang kiri sisi depan.

HSTC berfungsi untuk mencegah ban belakang selip saat berakselerasi.

Tapi dengan karakter mesin yang smooth, jadi jarang sekali berfungsi.

Sekalinya bekerja malah di tempat yang tak disangka-sangka, di tempat cuci motor berlantai keramik yang licin!

Rizky/otomotifnet.com
Terdapat power outlet di konsol bawah setang Honda Forza, juga dudukan buat naruh smartphone

Pas mau keluar gas dipelintir roda belakang selip, seketika mesin brebet oleh intervensi HSTC, aman deh jadi enggak tergelincir.

Fitur andalan lainnya yang berhubungan dengan safety tentu ABS yang mengawal rem cakram di kedua roda.

Di musim hujan seperti sekarang, ABS cukup sering bekerja, dan kinerjanya cukup lembut tak terlalu mengagetkan jari.

Dari sisi penerangan, semua memang sudah LED, cuma sayang pancaran headlamp-nya masih kurang terang, enggak beda jauh lebih PCX 150.

Fitur lainnya ada spidometer gabungan analog dan digital, dengan info tambahan yang lengkap.

Angka di panel digitalnya memang kecil, tapi kalau sudah terbiasa ternyata mudah saja memantaunya kendati saat jalan, asalkan tingkat kecerahan disetel maksimal.

Cuma jarum takometer dan spidometernya yang putih memang kurang kontras dengan angkanya yang juga putih.

Performa

Forza 250 ini dibekali mesin versi bore down dari Forza 300, pakai piston 68 mm (Forza 300 72 mm) dan stroke 68,6 mm.

Rizky/otomotifnet.com
Honda Forza dibekali mesin 1 silinder 250 cc square

Perbandingannya hampir sama atau square, makanya enggak heran jika karakter tenaganya juga merata dari bawah sampai atas.

Penyaluran tenaganya berisi tapi smooth, enggak ada entakan yang membuat badan ketarik saat gas dibetot mendadak.

Buat harian dalam kota tenaga maksimal 23,1 dk di 7.500 rpm sih lebih dari cukup, tapi kalau ketemu jalan panjang dan lengang kadang geregetan, naiknya kecepatan secara perlahan.

Tak heran jika catatan hasil akselerasi yang diukur pakai Raclogic hasilnya biasa saja.

0-100 km/jam butuh waktu 14,2 detik, lalu 0-402 meter 19,2 detik.

Top speed di spidometer mentok sedikit di atas garis 135 km/jam, jadi anggap saja 136 km/jam. Data lengkap simak tabel.

Buat catatan, saat awal-awal bawa Forza kaget dengan putaran gas yang berat, sehingga pergelangan lekas pegal, tapi setelah lewat 2 hari akan terbiasa.

Mungkin karena pakai mekanisme kabel gas 2, push and pull.

Kelebihan lain mesin Forza, getarannya sangat minim dan senyap, hanya sedikit terdengar dari knalpot.

Rizky/otomotifnet.com
Saat dites, top speed Honda Forza mentok 136 km/jam

Salah satu faktor halusnya mesin tentu karena mengaplikasi metal bearing untuk kruk asnya, bukan laher.

Dari CVT pun enggak ada gejala gredek. Semoga saja CVT Vario dan PCX model yang akan datang bisa sehalus Forza!

Justru getaran ringan akan terasa di jok, yang berasal ketika kipas radiator bekerja, tentu ketika sedang berhenti misal di lampu merah.

Oiya posisi radiatornya memang tak biasa, tersembunyi antara mesin dan tangki, jadi enggak langsung kena angin dari depan.

Jangan heran jika kipas radiatornya cukup sering bekerja kendati suhu udara tertera di spidometer hanya 26° C.

Konsumsi Bensin

Dengan rasio kompresi hanya 10,2:1, maka masih cocok diisi Pertamax.

Setelah dipakai untuk aktifitas harian dengan berbagai kondisi jalan ada macet, lancar, panas, hujan dengan jarak hampir 500 km, ternyata rata-rata konsumsi bensinnya tertera di spidometer 26,4 km/liter.

Dengan catatan yang bawa posturnya 173 cm 64 kg dan berkarakter agresif, kalau kalem pasti bisa lebih irit.

Rizky/otomotifnet.com
Spidometer Honda Forza perpaduan analog dan digital, konsumsi bensin rata-rata ketika selesai pengetesan dapat angka 26,4 km/liter

Data tes Honda Forza :
0-60 km/j: 5,2 detik
0-80 km/j: 8,8 detik
0-100 km/j: 14,2 detik
0-100 m: 7,9 detik (@75,3 km/j)
0-201 m: 12,2 detik (@93,6 km/j)
0-402 m: 19,2 detik (@110 km/j)
Top speed di spidometer: 136 km/j
Top speed di Raclogic: 126,2 km/j
Konsumsi bensin: 26,4 km/liter

Data Spesifikasi Honda Forza :
Tipe mesin: Pendinginan Cairan, 4 Langkah, single cylinder
Volume langkah: 249,01 cc
Sistem suplai bahan bakar: Fuel Injection (PGM-FI)
Diameter x langkah: 68 x 68,6 mm
Tipe tranmis: Otomatis
Rasio kompresi: 10,2:1
Daya maksimum: 23,1 dk @7.500 rpm
Torsi maksimum: 24 Nm @6.250 rpm
Tipe starter: Elektrik
Tipe kopling: Automatic Centrifugal Clutch Dry Type
Sistem pendingin mesin: Pendinginan Cairan
Tipe rangka: Under bone type, steel
Tipe suspensi depan: Teleskopik
Tipe suspensi belakang: Swing arm dengan suspensi ganda
Ukuran ban depan: 120/70-15M/C 56P
Ukuran ban belakang: 140/70-14M/C 62P
Rem depan: Hidrolis, single 256 mm disc
Rem belakang: Hidrolis, single 240 mm disc
Sistem pengereman: ABS
P x L x T: 2.142 x 754 x 1472 mm
Tinggi tempat duduk: 780 mm
Jarak sumbu roda: 1.510 mm
Jarak terendah ke tanah: 144 mm
Berat isi: 182 Kg
Kapasitas tangki bahan bakar: 11,5 L
Kapasitas minyak pelumas: 1,2 L (penggantian periodik)
Tipe baterai atau aki: 12 V - 8,6 Ah, MF-Wet Type
Sistem pengapian: Full transisterized, battery
Tipe busi: NGK LMAR8A-9
Lampu depan: Hi 19,9 W x 1 (LED) , Low 12,8 W x 1 (LED)