Otomotifnet.com - Jika bertanya kemana kah Bajaj Oranye Jakarta yang sudah lama tak nongol lagi, ternyata sudah dibiarkan mangkrak.
Kini sudah jadi bangkai dan banyak bersender ke tembok di ruas jalan kawasan Kampung Duri, Roxy, Jakarta Pusat.
Kondisinya sudah berkarat hingga diselimuti tumbuhan di sisi jalan bernama Gang Makmur tersebut.
Karat ganas seakan sedikit demi sedikit memakan tiap sisi bodi Bajaj Oranye tersebut hingga bolong.
Baca Juga: Ojek Dianggap Sulit Terapkan Jaga Jarak, Ada Saran Diganti Bajaj Saja
Begitu pula dengan bagian lainnya, seperti stang dan lampu yang rusak dan berkarat, dan tempat duduk yang tak lagi ada.
Bahkan, kap penutup juga usang dan tak lagi bisa digunakan, dan ban bajaj pun terlihat hilang sebelah.
Muharto, pemilik bajaj oranye bercerita kalau belasan bajaj yang usang itu sudah cukup lama ditinggalkan.
Hal itu seiring dengan diterapkannya regulasi bajaj oranye yang dilarang beroperasi di Jakarta beberapa tahun silam.
Mengingat pada masa jayanya, bajaj merupakan salah satu alat transportasi yang banyak dipilih warga Jakarta pada era 2000-an.
"Mulai 2015 bajaj oranye sudah tidak boleh beroperasi lagi di Jakarta, kemudian dilakukan peremajaan dan diganti dengan bajaj biru," ujar pria yang akrab disapa Yanto di Jakarta,(14/10/20).
Sebagai informasi, bajaj sudah mulai beroperasi di Jakarta mulai 1975 hingga saat ini.
Menurut Yanto, bajaj oranye ditinggalkan karena pemiliknya beralih ke bajaj biru yang berbahan bakar gas.
Baca Juga: Sopir Bajaj Curhat ke Menhub, Tak Ada Tempat Mangkal, Penumpang Susah
Selain itu, pemilik bajaj oranye sudah mulai kesulitan untuk mendapatkan onderdil.
Dampaknya, bajaj oranye pun dibuang begitu saja atau dijual rongsokkan.
"Bajaj oranye dulu saya punya sampai 30 unit, sekarang tinggal 5 unit yang masih bisa jalan, sisanya sudah dijualin," katanya.
Di sisi lain, bajaj biru yang menggunakan bahan bakar gas masih beroperasi sampai saat kini.
Sekitar 30 unit bajaj biru diakui Yanto masih beroperasi di kawasan DKI Jakarta.
"Sekarang bajaj biru ada sekitar 60 unit, tapi yang beroperasi hanya setengahnya saja, yakni 30 unit," tandasnya.