Royal Enfield Himalayan Buat Harian Hingga Turing, Ini Plus Minusnya

Antonius Yuliyanto - Minggu, 25 Oktober 2020 | 11:55 WIB

Test ride Royal Enfield Himalayan (Antonius Yuliyanto - )

Lalu dengan posisi jok rendah, memudahkan saat lewat jalur sempit dan terjal dan mengharuskan jalan merayap dan kaki turun, jadi enggak jinjit!

Tapi ada kurang enaknya dengan posisi jok rendah sehingga jarak footstep jadi dekat, kaki pengendara yang punya tinggi lebih dari 170 cm jadi terlalu menekuk, lumayan bikin pegal jika perjalanan lama.

Karakter suspensi Himalayan cenderung keras untuk motor adventure. Di depan menggunakan sok teleskopik non-adjustable dan single-shock adj preload di sisi belakang.

Travelnya 200 mm di depan dan 180 mm di belakang.

DAB/otomotifnet.com
Suspensi belakang Himalayan jenis monosok yang dikasih pelindung lumpur tapi cuma sepotong

Performa

Sebagai sumber tenaga, Royal Enfield membekali Himalayan dengan mesin 1 silinder SOHC 4 katup air dan oil cooled.

Mesin dengan kapasitas murni 411 cc ini memiliki ukuran bore & stroke 78 mm x 86 mm.

Mengusung konfigurasi over stroke, fokus performa mesin Himalayan lebih condong pada dorongan torsi besar di putaran bawah hingga menengah.

Terlihat jelas dari klaim torsi mencapai 32 Nm di 4.250 rpm, sementara tenaganya cuma 24,5 dk pada 6.500 rpm.

Dan dengan stroke panjang, jangan heran redline mesinnya relatif rendah, hanya 6.500 rpm.