Royal Enfield Himalayan Buat Harian Hingga Turing, Ini Plus Minusnya

Antonius Yuliyanto - Minggu, 25 Oktober 2020 | 11:55 WIB

Test ride Royal Enfield Himalayan (Antonius Yuliyanto - )

Otomotifnet.com - Setelah berpindah ke bawah naungan PT Nusantara Batavia International (NBI) sebagai APM, Royal Enfield langsung menghadirkan varian facelift dari Himalayan.

Besutan adventure kelas menengah yang cukup populer di Indonesia ini diberikan penyegaran pada tampilan, serta beberapa fitur baru yang fungsional.

Seiring dengan bertambah fitur, banderolnya juga terkerek naik. Himalayan kini dipasarkan dengan harga Rp 114,3 juta on the road DKI Jakarta.

Naik dari harga sebelumnya Rp 101,5 juta.

Dengan tambahan fitur, bagaimana rasa berkendara motor dari pabrikan dengan tagline 'Pure Motorcycling' ini?

Baca Juga: KTM 390 Adventure Dites Dalam Dan Luar Kota, Segini Konsumsi BBM-nya

Kami mengetesnya buat harian, turing jarak menengah ke Purwakarta, Jawa Barat sampai merasakan sensasi jalan non aspal di daerah Lebak, Banten.

Apa kelebihan dan kekurangannya? Simak ulasannya. Tim OTOMOTIF

DAB/otomotifnet.com
Royal Enfield Himalayan

Desain

Sebelum mengulas mengenai impresi berkendara, kita kilas balik dulu sisi desain dari Himalayan.

Dari segi desain bisa dipastikan tidak ada yang berubah. Himalayan masih sebuah interpretasi dari motor adventure dalam nuansa retro.

Tangki tear drop berkapasitas 15 liter dipadukan dengan lampu bulat yang masih menggunakan bohlam.

DAB/otomotifnet.com
Di belakang juga terdapat rak, turing pakai Himalayan jadi tak sulit saat mau mengikat barang bawaan