Otomotifnet.com - Sekian lama menunggu, terakhir mencoba di lapangan parkir saat IIMS 2019, akhirnya OTOMOTIF mendapatkan unit tes Gesits yang dapat diuji untuk penggunaan sehari-hari, sehingga bisa mengeksplorasi kemampuannya.
Penasaran kan dengan performa ‘mesin’, jarak tempuh, handling, cara mengecas baterai dan seluk beluk Gesits?
Yuk langsung simak hasil pengujian motor listrik asli buatan Indonesia, yang diproduksi dan dipasarkan oleh WIMA (WIKA Industri Manufaktur), dengan harga on the road Rp 28 juta ini.
FITUR & TEKNOLOGI
Langsung kita lihat spidometernya, yang ternyata fully digital. Penunjuk kecepatannya ditampilkan dalam 2 model, yaitu bar yang membentuk seperti C ala takometer, lalu ada yang angka biasa. Kenapa enggak satu saja ya?
Baca Juga: Gesits Pakai Baterai Li-ion 72 V, 19,4 Ah, Segini Konsumsi Listriknya
Pada bagian paling kanan ada logo Gesits yang besar, dan di bawahnya ada beberapa informasi seperti odometer, range, jam, kapasitas baterai, dan suhu motor listriknya.
Paling bawah ada rentetan lampu indikator yang termasuk dalam layar digitalnya.
Dari kiri ada sein kiri, logo rem, logo P yang artinya motor masih dalam mode park atau parkir, engine check, drive modes yang sedang digunakan, indikator mundur, GPS, Bluetooth, high beam, dan sein kanan. Lengkap!
Kerennya, spidometer ini bisa berubah warna backlight secara otomatis.
Putih saat siang hari agar jelas terlihat, dan menjadi hitam agar tidak silau saat malam hari atau jika kondisi sekitar gelap.
Adanya Bluetooth membuat Gesits dapat terkoneksi dengan smartphone pengendara.
Nantinya dari aplikasi tersebut dapat melihat status seluruh sistem Gesits, bisa juga untuk melihat dan menghapus error.
Yang paling keren ada navigasi maps, tapi sayangnya saat dibuka sedang under construction.
Baca Juga: Gesits Pakai Winglet Ala MotoGP, Sok Depan Upside Down, Bakal Dijual Terbatas
Geser ke bagian lampu, seluruhnya menggunakan LED yang cukup terang dengan tampilan modern.
Bahkan lampu utamanya pakai 4 buah LED, 2 untuk lampu dekat lengkap dengan projector, dan 2 lagi untuk lampu jauh.
Sayang pancaran sinarnya kurang luas, walaupun sinarnya cukup tebal.
Pada bagian ‘dada’ terdapat DRL, yang juga berfungsi jadi lampu sein. Saat sein hidup keren, tidak hanya menyala tapi pancarannya berjalan atau running LED.
Dan muncul pula suara bip-bip sein layaknya motor bebek lawas.
Sementara lampu belakang unik, memanjang di bodi bagian samping, saat malam hari pancaran sinarnya sampai terlihat hingga kaki pembonceng, terutama saat menyalakan sein.
Baca Juga: Gesits Dibekali 3 Riding Mode, Enggak Cuma Beda Tenaga, Tapi Juga Ini
Geser ke area sakelar, yang kanan terdapat drive modes yang terdiri dari 3 pilihan. Ada Eco mode, Urban mode, dan Sport mode, yang bisa diganti meskipun dalam kondisi berjalan.
Bawahnya ada hazard, lalu tombol start, fungsinya seperti starter pada motor konvensional.
Kalau sudah memencet tombol start, maka logo Gesits akan berubah jadi logo on ditambah suara bip-bip yang berulang, sebagai tanda motor jalan.
Di sebelah kiri tombol start ada tombol berlogo R, yang berarti Reverse, tentu saja untuk mundur.
Cara penggunaannya kalau mau mundur harus ngegas sambil memencet tombol itu.
Memang terkesan ribet, tapi tampaknya untuk safety biar enggak kebablasan mundurnya.
Kalau di sakelar kiri ada tombol biasa seperti high beam, sein, klakson, dan tombol Bluetooth.
Baca Juga: Gesits Ternyata Nyaman Banget Buat Harian, Ini Faktor Pendukungnya
Geser ke bawah setang, terdapat konsol cukup dalam, bisa untuk memuat botol minum kecil atau sarung tangan.
Lalu ada juga gantungan barang di tengah, sayangnya punya posisi yang terlalu rapat dengan bodi.
Jadi agak sulit digunakan menggantungkan barang, dan tampaknya kurang kokoh.
Untuk kompartemen penyimpanan lebih besar, ada di bawah jok. Fungsi utama sebenarnya untuk menaruh 2 buah baterai, tapi kalau hanya menggunakan 1 baterai seperti bawaan motor saat pembelian, maka sisi sebelahnya bisa dimanfaatkan untuk menyimpan barang.
Lalu di belakangnya lagi ada celah yang bisa untuk menaruh charger dan jas hujan.
Oiya di situ juga terdapat sakelar utama kelistrikan, yang diwajibkan digeser ke off saat akan melepas baterai.
Baca Juga: Gesits Punya Banyak Fitur, Bisa Mundur, Spidometer Full Digital
RIDING POSITION & HANDLING
Yang unik saat duduk di Gesits adalah model joknya yang agak menurun, tidak datar seperti motor pada umumnya.
Tapi enaknya permukaannya lebar, jadi bisa menampung bokong secara maksimal. Busanya tidak terlalu tebal dan tidak terlalu empuk, tapi tergolong nyaman.
Pijakan kaki alias dek pengendara lumayan lebar, untuk ukuran sepatu 43 masih ada sisa.
Sedang untuk pembonceng ada footstep tersembunyi, yang harus ditekan tombolnya agar keluar, mirip di Kymco.
Posisi duduk Gesits nyaman, karena setangnya tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah.
Jarak antara jok dan dek pun tak terlalu dekat, sehingga lutut tak terlalu menekuk, masih nyaman buat yang tingginya lebih dari 170 cm.
Baca Juga: Gesits Siap Hadirkan Motor Listrik Roda 4, Ada Sidecar, Dibuat Untuk Penyandang Disabilitas
Kenyamanan juga didukung karakter suspensi belakang monosok yang empuk, jalan bergelombang dan rusak bisa diredam dengan sangat baik, seperti pakai MX King atau Satria F150.
Yang kurang nyaman justru suspensi depan, meski punya diameter as yang cukup besar, 31 mm, tapi ternyata terlalu amblas saat dinaiki.
Akhirnya kerap kali bottoming saat melewati polisi tidur atau jalan berlubang.
Dan karena punya dimensi yang besar seperti skutik umumnya, lengkap dengan penggunaan pelek ring 14 inci, membuat Gesits terasa lebih stabil saat dipakai di atas 60 km/jam.
Beda dengan skutik listrik yang pakai ring 10 inci, yang kurang mantap untuk diajak kencang.
Dengan berat kotor 94,5 kg, Gesits tentu terbilang lincah dan nurut untuk diajak berbelok ke mana pun pengendara mau.
Baca Juga: Gesits Umbar Promo Dari Oktober Sampai November 2020, Cash Back Jutaan Rupiah
Tapi karena wheelbase nya 1.290 mm, terasa sekali tidak bisa melahap tikungan patah dengan lincah, harus ada ancang-ancang.
Pengeremannya yang dilengkapi dua buah cakram dijepit dengan kaliper 2 piston untuk depan, dan 1 piston di belakang terasa sangat pakem, handelnya pun saat ditarik empuk.
Satu hal yang perlu dibiasakan saat mengendarai motor listrik adalah tidak bisa membuka gas dan mengerem secara bersamaan.
Jadi handle rem harus benar-benar lepas agar motor listrik bisa bekerja. Kalau yang masih suka tekan handle rem saat berkendara dijamin akan kagok.
Baca Juga: Gesits Kasih Info, Tahun Depan Luncurkan Model Baru, Lebih Dari Satu
PERFORMA
Gesits dibekali motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor, letaknya di tengah dekat poros as roda belakang, jadi bukan yang model menempel di pelek.
Untuk meneruskan tenaga dari motor listrik ke roda belakang menggunakan sabuk atau belt.
Motor listriknya punya power output mencapai 5 kW di 3.600 rpm. Klaim tenaga maksimalnya 6,7 dk di 3.600 rpm dan torsi 30 Nm mulai dari 0-2.125 rpm.
Ya Anda tidak salah baca, 30 Nm! Besar dan instan khas motor listrik.
Makanya saat membuka gas awal dari berhenti, harus hati-hati agar tidak kaget karena entak cukup kuat. Tapi tentu sensasinya tergantung riding mode yang dipilih.
Baca Juga: Pelat Nomor Kendaraan Listrik Sudah Berlaku, Warna Belang, Dapat Banyak Keistimewaan
Saat menggunakan mode Eco, tenaga yang dihasilkan smooth, namun lama-kelamaan kecepatan terus bertambah hingga maksimalnya di kisaran 58 km/jam.
Saat ingin menyalip dan membutuhkan tenaga lebih, bisa langsung memindahkan drive mode ke Urban.
Dalam seketika tenaga akan bertambah disertai dengan top speed yang meningkat, mencapai kisaran 81 km/jam.
Enggak terlalu tinggi top speednya, tapi kalau buat wara-wiri harian jarak dekat lebih dari cukup.
Namun, kalau untuk melahap jalanan kosong apalagi jarak jauh memang jadi kurang cocok, pasti akan geregetan sepanjang jalan karena enggak bisa lebih kencang lagi.
Karena motor listriknya terpisah, bukan yang menyatu di tromol, maka saat berkendara silir-silir terdengar suara ‘ngiingggg’ seiring dengan berjalannya motor.
Baca Juga: Motor Listrik Gesits Bisa Diboyong, Ini Skema Kreditnya, Mulai Rp 700 Ribuan
Lajunya masih kurang? Bisa pakai Sport mode. Top speed sebenarnya sama dengan Urban, tapi respon tenaganya terasa sedikit lebih ‘nendang’.
Tapi yang harus diingat, semakin kuat power yang dihasilkan, konsumsi baterainya akan cepat habis!
Bagaimana dengan suhu kerja ‘mesin’? Saat berkendara konstan pakai mode Eco, tertera temperatur motor listriknya mencapai 63° C, masih terbilang aman.
Sedangkan saat berjalan konstan suhu maksimal mesin listriknya bisa sampai 83° C.
Saat menyentuh suhu setinggi itu, respon mesin dan top speed terasa berkurang, mungkin karena mendekati over heat.
Baca Juga: Gesit si Motor Listrik Lokal Bisa Dikredit, Cicilan Mulai Rp 600 Ribuan
Tapi tidak perlu khawatir, motor masih bisa berjalan dan lama-kelamaan temperatur juga akan turun.
Lalu saat kapasitas baterai tersisa 50%, suplai arus ke motor listriknya seperti sedikit dikurangi. Karena respon mesinnya jadi menurun, mungkin biar hemat.
Catatan lain tentang gasnya yang tipe ride-by-wire, ternyata putaran selongsong Gesits terlalu ringan.
Efeknya saat di kemacetan kadang respon 'mesin' mengagetkan, termasuk ketika melewati jalan bergelombang motor akan ndut-ndutan, seiring kondisi tangan yang tidak stabil akibat guncangan. Jadi tangan butuh adaptasi!
Baca Juga: Gesits Bersespan Merah Putih, Khusus Peringati Kemerdekaan RI ke-75
KONSUMSI LISTRIK
Untuk mengisi daya baterai yang punya spesifikasi Li-ion 72 V, 19,4 Ah bisa menggunakan dua cara.
Pertama dengan mengisi daya langsung di motor, melalui soket yang ada di bodi di atas dek atau bawah ujung jok depan.
Bisa juga dengan melepas baterainya. Prosedurnya harus mematikan terlebih dulu sakelar utama, lalu lepas soket di baterainya.
Setelah itu baru angkat baterai dan cas menggunakan adaptor yang sudah disediakan.
Baca Juga: Dealer Resmi Gesits Dibuka di Jakarta, Tawarkan Modifikasi Warna, STNK Tetap Aman
Baterainya lumayan canggih, karena ada fitur over charging protection, over current prevention, short circuit prevention, over discharging protection, temperature control, dan cell equalization.
Baterai Gesits ini punya lifecycle charging 1.000 kali, setelah itu masih bisa digunakan tapi akan mulai drop. Garansi baterainya sendiri 3 tahun dengan harga baterai Rp 7 jutaan.
Pengisian dari kosong sampai penuh butuh waktu 3-4 jam, tergantung pakai fast atau normal charging.
Menggantinya ada tombol di chargernya. Bedanya kalau fast butuh 500 watt, kalau normal hanya 350 watt.
Baca Juga: Gesits Beda Dari Motor Listrik Lain, Pakai V-Belt, Unggul Saat Banjir
Sekali ini penuh baterai, bisa untuk menempuh jarak kisaran 31-58 km, tergantung riding mode yang dipakai, dan cara ngegasnya. Kalau pakai Eco dan kalem tentu makin jauh.
Berapa biaya operasional naik Gesits? Ternyata murah! Hitungannya bisa dilihat dari spesifikasi baterai 72 V, 19,4 Ah atau 1.396,8 Kwh atau dibulatkan menjadi 1,4 Kwh.
Untuk mengisinya, dikalikan dengan tarif dasar listrik (TDL) saat ini Rp 1.444,7 yang kalau dibulatkan menjadi Rp 1.500/Kwh, itu berarti sekali isi baterai perlu Rp 2.100.
Artinya untuk menempuh jarak 31-58 km hanya butuh Rp 2.100 saja. Murah kan?
Data tes:
0-60 km/jam: 13,3 detik
0-100 meter: 10,3 detik (@52,7 km/jam)
0-201 meter: 16,4 detik (@65,3 km/jam)
0-402 meter: 27,2 detik (@68,5 km/jam)
Top speed di spidometer: 81 km/jam
Top speed di Racelogic: 73 km/jam
Data spesifikasi:
P x L x T: 1.947 mm x 674 mm x 1.135 mm
Jarak sumbu roda: 1.290 mm
Berat kotor: 94,5 kg
Rangka: Rangka besi
Suspensi depan: Teleskopik
Suspensi belakang: Monoshock
Pengereman: Cakram
Ban depan 80/80-14
Ban belakang: 100/80-14
Kontrol gas: Ride-by-wire electric throttle
Drive mode: Eco mode / Urban mode / Sport mode
Motor listrik: Permanent magnet synchronous motor 2kW rated, 5kW peak
Sistem pendinginan: Air cooled system
Transmission belt: Gates Poly Chain GT Carbon Belt
Power output maksimal: 5 kW @3.600 rpm
Tenaga maksimal: 6,7 dk @3.600 rpm
Torsi maksimal: 30 Nm @0-2.125 rpm