Riding Position & Handling
Interceptor menawarkan riding position yang santai. Ditunjukkan dengan posisi tangan yang mudah menggapai setang, bentuknya lebar membuat dada membusung.
Selanjutnya footstep terletak tepat di bawah rider, kaki jadi lebih sigap.
Tinggi jok 808 mm, test rider dengan postur badan 170 cm dan bobot 60 kg masih dapat menapakkan kaki walaupun agak jinjit.
Akan pas apabila disandingkan dengan sepatu boots. Hanya saja, jok untuk pengendara tergolong sempit, untung busanya empuk, nyaman untuk diduduki dalam perjalanan panjang.
Baca Juga: Honda PCX160 Konsumsi Bensinnya Segini, Mesin Bertenaga Tetap Irit?
Namun, bobot 202 kg (kerb) Interceptor memang tidak bisa dibohongi. Ketika mendirikan motor dari posisi pakai standar samping sudah terasa berat.
Bahkan lebih berat dari menegakkan Himalayan dan Classic series. Kaki dan tangan harus sigap apabila tidak ingin jatuh ke samping.
Ketika sudah jalan, paduan suspensi depan teleskopik (diameter as 41 mm) travel 110 mm dengan sok belakang ganda dengan travel 88 mm, dapat meredam getaran di semua kondisi jalan dengan baik.
Sok belakang juga dilengkapi dengan reservoir gas terpisah dan dapat disetel preload 5 tingkat.
Sasis twin cradle tubular steel frame yang dipakai, ternyata dikembangkan dengan bantuan Harris Performance dari Inggris.
Dipakai buat cornering, terasa betul tingkat kematangan development sasis. Tidak ada gejala flexing serta bodi motor tetap stabil.