Royal Enfield Interceptor 650, Moge Klasik Rp 200 Jutaan Dites, Ini Hasilnya

Antonius Yuliyanto - Jumat, 18 Desember 2020 | 10:50 WIB

Test ride Royal Enfield Interceptor 650 (Antonius Yuliyanto - )

Rasio kompresi mesin yang tergolong rendah, 9,5:1. Sehingga tidak sensitif dengan beragam kualitas bahan bakar.

Tenaga maksimum yang dihasilkan sebesar 47 dk pada 7.250 rpm dengan torsi 52 Nm di 5.250 rpm.

Royal Enfield mengklaim 80 persen dari torsi tersebut sudah tersedia mulai 2.500 rpm.

Mesin ini dilengkapi dengan single-piece forged counterbalance crankshaft dan firing order 270 derajat.

Menghasilkan suara stereo seperti mesin v-twin, meski teredam oleh knalpot standarnya. Kalau beli Interceptor wajib banget ganti knalpot aftermarket sob!

DAB/otomotifnet.com
Pendinginan mesin Interceptor 650 dibantu oil cooler

Meskipun terhitung kecil, tenaga 47 dk tersebut dapat diekploitasi sepenuhnya. Manageable dan tidak sampai mengintimidasi pengendara.

Oleh karena itu, buat penggunakan harian penyaluran tenaga terasa pas. Saling mengisi dari putaran bawah, secara linear sampai ke putaran menengah dan atas.

Dorongan tenaga terasa padat, jadi enak digunakan ketika stop & go traffic, maupun digeber di jalan lengang.

Klaim RE soal 80 persen torsi pada putaran rendah ternyata benar adanya.

Walaupun tenaga tak terlalu besar, namun akselerasinya tetap bisa diandalkan. Terlihat dari hasil tes pakai Racelogic, dari 0 ke 60 km/jam ditempuh dalam waktu 2,8 detik saja.

Kemudian 0 ke 100 km/jam cuma 6,1 detik. Cukup cepat kan? Data selengkapnya dapat disimak pada tabel di bawah.

DAB/otomotifnet.com
Knalpot Interceptor 650 berkonfigurasi 2-2, wajib banget diganti biar makin merdu