Ini Alasan Kenapa Oli Matik Konvensional Disarankan Dikuras Setiap 40.000 Km

Andhika Arthawijaya - Minggu, 24 Januari 2021 | 22:45 WIB

Ilustrasi konstruksi transmisi otomatis torque converter (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Masih banyak pemilik mobil yang belum paham mengenai perawatan transmisi otomatis, khususnya tipe torque converter atau kerap disebut matik konvensional.

Tak sedikit yang mengira kalau transmisi matik jenis ini olinya bisa tahan lama, sehingga tak perlu dikuras lebih cepat.

Apalagi jika sudah menggunakan long life Automatic Transmission Fluid (ATF).

Padahal tidak demikian, karena yang namanya oli akan mengalami penurunan performa akibat beberapa faktor.

Baca Juga: Perawatan Transmisi Matik Konvensional dan CVT Mudah Mana? Anggapan Selama Ini Salah

F Yosi/Dok. OTOMOTIF
Ilustrasi penggantian oli di bengkel

Pertama faktor suhu operasi, “Idealnya oli matik akan bekerja optimal pada suhu 80° Celcius,” buka Sumarno, bos bengkel Masmun Sukses Motor yang berbasis di Solo, Jawa Tengah.

Masih kata pria yang pernah jadi trainer mekanik di pabrikan Suzuki ini, apabila kondisi tersebut (suhu kerja) dapat kontinyu dipertahankan, memang bisa bertahan hingga 100 ribu miles atau sekitar 160,9 km seperti klaim pabrikan.

“Faktanya, faktor medan jalan dan kemacetan, menyebabkan oli matik lebih cepat menurun kinerjanya,” jelas pria yang demen melakukan penelitian di bidang otomotif ini.

Dari literatur pabrikan, lanjutnya, apabila transmisi otomatis bekerja pada suhu di atas 90° Celcius, maka AT fluid-nya harus diganti setiap 50.000 miles atau sekitar 137.000 km.