Otomotifnet.com - Isuzu Panther Grand Touring sudah lebih jangkung dari standarnya, namun saat diajak nikung di kecepatan tinggi enggak limbung.
Tentu ini berkat setingan kaki-kaki di Isuzu Grand Touring milik Feri Feriza ini yang membuatnya tetap stabil saat diajak bermanuver dalam kecepatan tinggi.
Untuk menemukan setingan kaki-kaki Isuzu Panther Grand Touring ini, lumayan cukup lama.
"Kalau dibilang sampai nemu posisi kaki-kaki seperti sekarang itu butuh waktu sampai satu tahun. Karena prosesnya cobain sokbreker dari beberapa mobil," buka Feri.
Baca Juga: Isuzu Panther Menarik Diboyong, Budget Rp 60 Jutaan Dapat Tahun 2000
Menurut Feri, karakter sokbreker yang cocok untuk Panther itu yang saat ditekan berat tapi begitu naik ke atas smooth.
"Nah kalau untuk per daun, menurut saya pilihan karakter sokbreker yang paling pas itu yang ditekan berat tapi begitu naik ke atas smooth," beber Feri.
Tapi prosesnya justru dimulai dari roll per daun yang nyaris dibuat parabolik.
"Karena udah tahu karakter sokbreker yang dibutuhin, dari situlah pertama kali ngoprekin per standarnya GT yang di-roll bentuknya nyaris parabolik,"
"Jadi ngikutin bentukannya Toyota Hardtop," terangnya lagi.
Ketika sudah ditemukan kekenyalan per daun yang dibutuhkan, lalu pemasangan anting per daun pun jangan dibuat terlalu tinggi.
"Makanya anting di Panther saya tuh enggak panjang-panjang. Antingnya itu tetep pakai antingnya punya Panther Miyabi," ucap Feri menukas.
"Baru nyari si sokbrekernya, karena posisi mobil tinggi kan, jadi butuh yang lebih panjang. Sokbreker bawaannya Panther travel maksimalnya itu cuma 56. Nah butuhnya yang travel maksimalnya sekitar 65," imbuhnya.
Baca Juga: Isuzu Panther Berhenti Produksi, Stok di Dealer Ludes Tak Ada Sisa
Eksplorasi Feri pun berlanjut mulai dari pasang sokbreker Terano, Kayaba Excel G, Monroe hitam, hingga sokbreker RAW bawaan Ford Everest.
"RAW ternyata nyarinya juga susah, nah dari situ ketemu sokbreker Fomoco, dipakailah sampai sekarang," bebernya lagi.
"Karakternya sesuai sama Panther GT. Jadi si Fomoco ini karakter rebound-nya keras, terus ada juga panhard rod yang ngejagain waktu mobil ngebut dan nikung,"
"Stiffness dapat dari situ. Ini dipasangnya cuma di kaki belakang, soalnya kalau dipasang di depan jadinya jelek, ini selera lah ya," sambung Feri.
Untuk panhard rod pun perlu perhitungan lain agar mendapat hasil optimal.
"Panhard rod posisi idelanya harus yang mendekati lurus, nah itu cukup sulit di Panther,"
"Tapi paling enggak harus diupayakan pegangannya yang sedekat mungkin biar kemiringannya enggak ekstrem," terangnya lebih jelas.
"Nah panhard rod ini yang ngejaga dari limbungnya bodi. Karena panhard rod itu megang dari posisi gardan dan satu sisinya langsung ke sasis yang nempel ke bodi,"
"Makanya nikung 140 km/jam mah gak bakal limbung karena ada si panhard rod ini," tandas Feri.