Mobil Dengan Rasio Kompresi Mesin Tinggi, Haram Pakai Busi Nickel?

Andhika Arthawijaya - Jumat, 26 Februari 2021 | 23:20 WIB

Busi NGK G-Power LKAR6AGP dengan center electorde berbahan platinum, untuk mesin modern berkode NR dari Toyota dan Daihatsu (Andhika Arthawijaya - )

“Untuk itu diperlukan material istimewa, agar elektroda busi dapat bertahan dan berfungsi sempurna saat berada di kondisi ekstrim dalam ruang bakar dalam waktu yang lama,” terangnya dalam acara virtual coaching cleanic bersama NGK Busi Indonesia Kamis (24/02/2021) kemarin.

Bila pada mobil-mobil keluaran lama businya kerap menggunakan nickel sebagai bahan eletroda busi, maka pada mobil-mobil modern mulai digunakan material precious metal, seperti platinum dan iridium.

Kelebihan dari precious metal ini karena memiliki sifat-sifat istimewa, diantaranya punya titik lebur yang tinggi, lebih keras dan tingkat kondutivitas yang tinggi pula.

Sehingga membuat percikan listrik lebih stabil dan kuat, meski bekerja pada suhu ekstrem.

Baca Juga: Busi NGK Jadi OEM Parts Sherco, Tersedia Untuk Mesin 4 Tak Dan 2 Tak

NGK Busi Indonesia
Efek pembakaran pada busi dengan center electrode berbahan platinum pada NGK G-Power vs busi berbahan nickel

“Penggunaan material precious metals pada centre electrode, memungkinkan terjadinya pembakaran campuran bahan bakar dan udara lebih sempurna.”

“Karena proses pembesaran energi/ledakannya lebih maksimal, sehingga residu gas buang atau emisi, akan sangat berkurang,” papar Diko.

Selain itu, karena punya titik lebur yang lebih tinggi dari busi nickel, busi berbahan precious metal ini lebih tahan terhadap korosi.

Sehingga otomatis durability-nya lebih panjang, “Untuk yang berbahan platinum saja bisa dua kali lipat busi nickel. Sementara jenis iridium bisa sampai jarak tempuh 100.000 kilometer,” tukas Diko.