Pihaknya pun meminta pemerintah kabupaten dan kota yang terkait untuk sama-sama mempersiapkan diri kalau APBN 2022 bisa mendanai proyek tersebut.
"Mungkin paling tidak harapan kami sesuai dengan masa kerja Pak Gubernur, harapnya 2023 sudah ada pekerjaan dulu, bukan hanya penyiapan diri atau pengukuran, tapi dengan 312 kilometer seperti itu kami akan merencanakan lebih detail lagi untuk fisiknya berapa persen, ini yang sedang dibahas bersama," katanya.
Tidak usah menunggu selesai semuanya dikerjakan, katanya, yang penting pembangunan ini dilakukan bertahap.
Hal ini sama seperti pembangunan Jalur Pantai Selatan Jabar yang menghubungkan Sukabumi-Pangandaran, yang juga dibangun bertahap.
"Kalau sudah diakses oleh pemerintah pusat melalui Bappenas dan Kemenkomarves, ada kepastian bagi Provinsi Jabar bahwa APBN akan turun, ini yang paling penting," ucapnya.
Baca Juga: Tol Bandung-Cilacap Suguhkan Pemandangan Gunung Galunggung dan Waduk Leuwi
"Poin pentingnya adalah konsen dan perhatian pemerintah pusat, kabupaten kota dan provinsi di Jalur Tengah Selatan ini," katanya.
Ferry memperkirakan jalur ini akan dimulai dari Palabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi, kemudian menuju pertengahan Surade, menuju pertengahan Cidaun-Cianjur, kemudian melewati Ciwidey dan Pangalengan.
Lalu dilanjutkan ke Cikajang dan selatan Tasikmalaya, kemudian ke Ciamis dan berdekatan dengan Kota Banjar.
"Jadi kecamatan yang dilaluinya memang bukan kecamatan yang selama ini kita ketahui ada jalurnya," ungkapnya.
"Misalnya itu dari daerah Sukabumi atau daerah Cianjur, itu antara Cianjur dengan Cidaun, kemudian baru nyambung ke arah Ciwidey dan masuk ke wilayah Pangalengan, tapi bukan jalur yang ada sekarang, mungkin ada wilayah perkebunan dan sebagainya, dari Pangalengan nanti ke wilayah sekitar Cikajang, dari situ baru ke arah Tasikmalaya, masuk ke wilayah Kabupaten Pangandaran dan Ciamis, bukan jalur yang sudah ada," bebernya.