“Permintaannya naik luar biasa, tapi secara suplai kami belum tentu kami bisa memenuhi seluruh permintaan tersebut,” ungkapnya blak-blakan dalam kesempatan yang sama.
Ia menjabarkan, produksi mobil Daihatsu melibatkan lebih dari 20 ribu item yang dipasok lebih dari 300 vendor yang memiliki mekanisme pemenuhan order sendiri-sendiri.
Dengan mekanisme yang ada, Amelia memprediksi bahwa permintaan yang bisa dipenuhi oleh vendor dan Daihatsu hanya 20 persen, jauh lebih kecil dibandingkan kenaikan permintaan.
“Membuat mobil tidak seperti membuat roti yang bahannya mudah didapat, kenaikan ini tidak bisa serta merta dipenuhi oleh vendor maupun kami sebagai APM,” ujar Amelia.
Baca Juga: Penjualan Daihatsu Tertolong Mobil Niaga, Market Share Meningkat
Dengan segala keterbatasan tersebut, Amel memperkirakan adanya masa inden cukup panjang terutama untuk model-model populer seperti Daihatsu Xenia dan Terios.
Hal tersebut pastinya akan mengecewakan sebagian konsumen, terutama bila masa inden berlangsung melebihi tenggat waktu relaksasi PPnBM mobil baru nol persen pada Mei nanti.
“Konsumen kemungkinan akan komplain bahkan marah, terutama mereka yang baru bisa mendapatkan unit Juni nanti saat nilai potongan PPnBM diturunkan ke 50 persen,” jelas Amelia.
“Itu menjadi PR besar bagi kami, yaitu bagaimana mengedukasi konsumen bahwa permintaan yang melonjak luar biasa ini membutuhkan waktu untuk dipenuhi,” pungkasnya.