Namun, perlu dicatat bahwa kurangnya ketersediaan semi konduktor yang menyebabkan production shortage bukan hanya menjadi persoalan Indonesia.
Melainkan juga telah menjadi penyebab terjadinya kekurangan produksi kendaraan secara global.
Masih menurut Nangoi, terjadinya kondisi production shortage ini telah diantisipasi oleh pelaku industri otomotif, serta Kementerian Perindustrian RI.
Yakni dengan meminta langsung support dari prinsipal merek. Hal ini juga menjadi salah satu pembahasan utama pada pertemuan Menteri Perindustrian RI dengan para prinsipal Jepang, pada awal Maret lalu.
Terlepas dari adanya kendala kelambatan untuk memenuhi pemesanan kendaraan pada jenis kendaraan tertentu, dan dalam jumlah yang tidak terlalu besar, kebijakan relaksasi PPnBM tetap menjadi pendorong luar biasa.
Yaitu secara efektif memicu pasar, dan meningkatkan permintaan secara signifikan. Hal tesebut dinilai Gaikindo telah menandai bangkitnya industri otomotif Indonesia.
“Kami ingin kembali menegaskan, bahwa bagi Gaikindo dan anggotanya, kebijakan relaksasi PPnBM dari Pemerintah telah terbukti tepat sasaran dan efektif menghidupkan kembali industri otomotif Indonesia,” imbuh Nangoi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Buka Pameran IIMS Hybrid 2021, Tegaskan Industri Otomotif Segera Bangkit
Ia juga menggarisbawahi, percepatan produksi harus tetap mematuhi persyaratan dan ketentuan protokol kesehatan yang berlaku.