Otomotifnet.com - PT Pertamina (Persero), bakal mengganti semua atap SPBU Pertamina pakai solar panel.
Hal ini tentu patut diapresiasi, sebagai inovasi yang mengarah pada energi terbarukan.
Komitmen transisi energi tersebut bakal dilakukan secara serius dan melibatkan program yang sangat masif.
Target tersebut merupakan bagian dalam program Environment, Social & Governance (ESG), baik secara langsung maupun tidak langsung dalam operasional perusahaan.
“Dalam waktu dekat, kami juga akan me-launching green energy station, dimana hari ini sudah sekitar 100 SPBU Pertamina terpasang Solar PV,”
Baca Juga: Lagi, Pertamina Bareng BPPT Resmikan Dua SPKLU, Total Jadi Segini
“Sehingga listriknya juga sudah green energy dan nanti akan dilengkapi dengan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum),” terang Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina.
Tahun ini Pertamina menargetkan 250-300 SPBU akan menjadi green energy station. Bahkan menurutnya, akan ada reward khusus bagi pelanggan yang membeli BBM di green energy station.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada BPPT yang terus membina, kerja sama yang baik bersama Pertamina. Khususnya dalam peningkatan renewable energi dan energi baru di Indonesia,”
“Kami juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah yang terus memberikan support kepada Pertamina,” pungkas Nicke.
Sebagai catatan, saat ini Pertamina juga telah menginisiasi penyedian SPKLU di 6 Lokasi di antaranya SPKLU di SPBU Fatmawati, Jaksel yang telah diresmikan 10 Desember 2020 lalu.
Kemudian SPKLU di SPBU Kuningan dan SPKLU di Bandara Soekarno Hatta yang sedang proses pembangunan.
Adapun 3 SPKLU lainnya merupakan sinergi dengan BPPT, yakni SPBU Lenteng Agung dan MT Haryono serta SPKLU yang berlokasi Puspitek BPPT Serpong.
Pertamina juga telah melakukan pengukuran karbon emisi dalam 10 tahun terakhir dan telah dicapai sebesar 29 persen karbon emisi selama 2010-2020.
Baca Juga: Pengguna Mobil Listrik Happy Nih, Jasa Marga Sediakan SPKLU di Rest Area Tol Ini
Hal ini akan terus ditingkatkan termasuk di sektor transportasi yang menyumbang 23% karbon emisi.
“Sektor transportasi ini harus menerapkan spesifikasi. Untuk itu, Pertamina bekerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan BPPT untuk mengembangkan SPKLU. Ada 3 lokasi yang dikembangkan dan alhamdullilah sudah beroperasi,” tegas Nicke.
Selain itu, Pertamina juga bergerak di industri mid-streamnya. Yaitu pengembangan ekosistem baterai listrik bersama-sama dengan BUMN lain dalam IBC (Indonesian Battery Corporation).
Pertamina juga bekerja sama dengan pihak lain untuk sub-baterai yang diterapkan di beberapa daerah wisata dengan menyewakan kendaraan motor listrik.