Polemik Aspal Keriting Ramai di MotoGP Amerika 2021, Mobil F1 Dituding Jadi Penyebabnya

Ferdian,Muhammad Rizqi Pradana - Minggu, 3 Oktober 2021 | 23:55 WIB

Ilustrasi MotoGP Amerika 2021 (Ferdian,Muhammad Rizqi Pradana - )

Otomotifnet.com - Aspal yang bergelombang di sirkuit MotoGP sedang hangat-hangatnya diperbincangkan terlebih di seri MotoGP Amerika 2021.

Selain itu ada pengumuman kalau F1 dan sirkuit Losail Qatar telah menyepakati penandatanganan kontrak jangka panjang untuk menggelar balap F1 Qatar.

Ditambah pembalap tim Aprilia MotoGP, Aleix Espargaro mengaku khawatir mobil F1 akan merusak permukaan sirkuit Losail akibat downforce yang mereka hasilkan.

"Lintasan sirkuit Losail sangat mulus dan bagus saat ini, aku harap mereka (F1) tidak terlalu merusaknya," ujar Aleix dikutip dari The Race (3/10/2021).

Yang kedua adalah setelah FP2 MotoGP Amerika 2021, ketika banyak pembalap mengeluhkan aspal Circuit of The Americas di Austin yang dianggap membahayakan karena terlalu bergelombang.

Aleix Espargaro kembali menjadi salah satu pembalap yang paling vokal menyuarakan pendapatnya, bahkan hingga mengancam akan memboikot jalannya balapan.

Tapi Aleix tidak sendiri, hal serupa juga diutarakan oleh adiknya yaitu Pol Espargaro, Francesco Bagnaia, Iker Lecuona, Fabio Quartararo, dan Joan Mir.

Mengingat COTA juga dipakai dalam kalendar balap F1, apakah klaim Aleix bahwa mobil F1 modern dengan downforce yang tinggi merupakan 'perusak' aspal sirkuit ada benarnya?

Baca Juga: Tak Cuma Marc Marquez, Duo Suzuki Siap Tampil Spesial di MotoGP Amerika

MotoGP.com
Aleix Espargaro tanggapi negatif masuknya sirkuit Losail Qatar ke kalender F1

Apalagi beberapa sirkuit lain yang dikeluhkan memiliki permukaan aspal bergelombang oleh para pembalap MotoGP turut menggelar balap 'jet darat' tersebut.

Seperti sirkuit Silverstone, Inggris; sirkuit Red Bull Ring, Austria; dan Circuit de Barcelona-Catalunya, Spanyol.

Untuk kasus COTA sendiri, aspal bergelombang pada sirkuit sepanjang 5,5 kilometer itu lebih diakibatkan oleh komposisi tanah yang kurang stabil serta iklim ekstrim di daerah tersebut.

Tapi, mobil F1 sedikit banyak juga bisa punya andil mempercepat kerusakan aspal di sirkuit tersebut.

Seperti disebutkan di atas, mobil F1 modern menghasilkan downforce yang tinggi untuk menghasilkan daya cengkeram yang tinggi pula.

Hal itulah yang membuat mobil F1 mampu menikung dengan kecepatan yang sangat tinggi dan mengerem dalam jarak yang sangat pendek.

Namun daya cengkram tersebut menghasilkan load atau tekanan yang cukup ekstrem pada mobil F1 yang kemudian diteruskan pada aspal di bawah mereka.

Tekanan tersebut pun lama-kelamaan 'menggeser' aspal di atas lintasan hingga membuat permukaan sirkuit yang tadinya mulus menjadi bergelombang setelah berkali-kali dilalui mobil F1.

Mercedes AMG F1
Lewis Hamilton mencurigai balap F1 Belgia 2021 yang dipandu safety car selama dua lap karena alasan komersial

Terutama di zona akselerasi, pengereman, dan di tikungan panjang, mengingat ketiga hal tersebut menghasilkan tekanan paling besar pada ban mobil F1.

Karena hanya memiliki dua roda, motor MotoGP pastinya jauh lebih rawan celaka ketika melintasi aspal yang bergelombang terutama ketika sedang melakukan pengereman dari kecepatan tinggi.

Makanya tidak heran bahwa Aleix takut aspal sirkuit Losail akan cepat rusak akibat dilintasi oleh mobil F1, dan pada pembalap lainnya ramai-ramai protes soal kondisi aspal COTA pada MotoGP Amerika 2021 lalu.

Memang kerusakan aspal yang diakibatkan oleh mobil F1 tidak terjadi hanya dalam satu atau dua balapan, melainkan setelah jangka waktu yang cukup lama.

Meskipun begitu, para pengelola sirkuit yang sama-sama menggelar F1 dan MotoGP tetap melakukan pengaspalan ulang setiap beberapa tahun sekali setelah menerima komplain.

Termasuk COTA yang berjanji akan mengaspal ulang bagian-bagian lintasan yang paling terdampak oleh permukaan aspal yang bergelomang tadi.

Gunanya untuk menjaga permukaan aspal tetap mulus sehingga para rider MotoGP merasa aman memacu motor mereka saat balapan.

Serta tentunya untuk memastikan bahwa sirkuit tersebut tetap bisa menggelar balap MotoGP sebagai sumber pemasukan ke depannya.

"Kita tidak, harus menunggu hinga terjadi hal tragis terlebih dulu untuk melakukan perbaikan," ujar Aleix lagi.

"Ketika Anda punya 22 pembalap dan 19 atau 20 dari pembalap motor terbaik sedunia itu setuju dalam hal yang sama, mungkin pendapat kami ada benarnya," tutupnya.