2. Bushing Cross Member
Sama seperti X-Trail generasi sebelumnya, kaki-kaki X-Trail T32 generasi ketiga juga menggunakan model cross member, alhasil ini menjadi salah satu kelemahan.
"Kaki-kaki sama kaya X-Trail T31, di T32 juga pakai cross member yang kotak, buat nopang lower arm, rack steer dan sebagainya," ujarnya.
"Jadi beban kerja komponen bushing lebih berat, banyak bushing yang pecah dan itu jadi permasalahannya," lanjutnya.
3. Selongsong Coil
Terakhir adalah pada bagian selongsong coil yang cepat aus, gejanya kata Ugi yakni mesin mobil bergetar dan pincang.
"Coil juga sama, mau di T31 atau T32, jarak tempuh di atas 70 ribu sampai 80 ribu kilometer itu rata-rata coilnya sudah ada yang bocor, selongsongnya terutama," ungkapnya.
"Enggak tahu kenapa, itu menjadi momok menakutkan mengenai selongsong coil, pokoknya kilometer 70 ribu ke atas jadi perhatian," lanjut Ugi.
Baca Juga: Siap Mental, Empat Penyakit Nissan X-Trail T31 Ini Jadi Momok Menakutkan
"Harga selongsol coil Rp 150 ribu satu buah itu yang kW, kalau ori beli di bengkel resmi enggak bisa beli satu, harus assy itu bisa Rp 1 juta," beber Ugi.
Mengenai harga pasaran saat ini, Nissan X-Trail T32 lebih jatuh dari Honda CR-V.
"Nissan X-Trail T32 bisa dibilang harganya jatuh dibandingkan rival terberatnya ya, berkisar Rp 190 sampai 200 jutaan sudah dapat X-Trail T32," lanjut Ugi.
Tapi di balik kelemahan di atas, Nissan X-Trail juga menyimpan banyak kelebihan.
"Kelebihan X-Trail T32 desain lebih kekinian, mewahnya dapat, audio keren, fitur oke, dan peredaman kabin bagus," sebut Ugi.
"Walaupun desainnya sudah bukan kaya X-Trail yang dulu, kurang macho, tapi lebih ke modern," pungkasnya.