Otomotifnet.com – Lagi ramai diberitakan soal akan diberlakukannya tilang bagian kendaraan bermotor pemakaian di atas 3 tahun yang melintas di DKI Jakarta pada 13 November 2021 ini.
Nah, buat Anda yang mobilnya belum melakukan uji emisi atau mungkin sudah bolak balik uji emisi tapi enggak lolos juga, ada nih cara yang bisa dilakukan untuk menekan emisi gas buang mobil kesayangan.
Oiya, perlu diketahui bahwa memburuknya emisi gas buang bukan hanya dari setelan mesin yang berubah atau ada komponen yang menurun kinerjanya, terutama yang berhubungan dengan bahan bakar dan pengapian.
“Emisi gas buang jelek bisa juga akibat catalytic converter di dalam knalpot sudah banyak ditumpuki deposit,” bilang Sumarno, punggawa Masmun Sukses Motor yang bermarkas di Solo, Jawa Tengah.
Baca Juga: Mesti Gercep Uji Emisi Kendaraan Kesayangan, 13 November 2021 Jakarta Resmi Berlakukan Tilang Emisi
Apalagi untuk mobil yang jam terbangnya sudah tinggi, biasanya kerak di katalis ini makin banyak.
“Bila catalytic converter ini sudah terlalu banyak kerak, bukan cuma bikin emisi gas buang jadi jelek, tapi performa mesin juga akan turun,” jelas pria yang pernah jadi trainer mekanik di pabrikan Suzuki ini.
Lantas bagaimana cara membersihkan catalytic converter yang posisi ada di dalam saluran knalpot ini?
Kalau dulu ada sebagian mekanik yang mengakalinya dengan membakar bagian dalam knalpot, atau bahkan knalpot dipotong di bagian yang ada katalisnya, lalu katalis tersebut di cuci, sekarang gak perlu lagi sob.
Soalnya sekarang kan sudah tersedia chemical untuk membersihkan katalis pada knalpot.
Nah, salah satunya sudah Otomotifnet.com coba tes langsung di Suzuki Ertiga Dreza keluaran 2017, dan hasilnya cukup signifikan menurunkan emisi gas buangnya.
Cairan pembersih katalis yang dimaksud yakni Catalitic Rapid Restorer dari Swez yang merupakan produk keluaran lokal.
Baik sebelum maupun sesudah menggunakan cairan ini, emisi gas buang Ertiga Dreza ini kami ukur menggunakan alat uji emisi keluaran Brain Bee tipe AGS-688 buatan Italia.
Baca Juga: Tak Bisa Tipu-tipu, Polisi Tahu Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi Pakai Cara Ini
“Alat uji emisi ini sudah mendapat sertifikasi dari Unit Pengelola Metrologi pemda DKI Jakarta. Banyak digunakan di bengkel-bengkel resmi maupun umum,” papar Heru Sugianto, ST., General Manager PT Enviro Buana Cipta selaku distributor Brain Bee di Indonesia.
Hasilnya, sebelum disuntik Catalitic Rapid Restorer merek Swez ini, gas buang Ertiga Dreza GS A/T keluaran 2017 terukur memiliki kadar CO (karbon monoksida) sebesar 0,13 % Vol, dengan CO correction bernilai sama. Sementara kandungan HC (hydro carbon) terukur sebesar 42 ppmVol.
Nilai segitu sebenarnya masih jauh di bawah ambang batas regulasi emisi gas buang yang diberlakukan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 66 Tahun 2020 tentang Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Dimana mobil bensin yang tahun produksinya di atas 2007, kadar CO-nya tak boleh lebih dari 1,5 % Vol dan batasan maksimal HC sebesar 200 ppm.
Kelar itu dilakukan penyuntikan cairan pembersih katalis melalui slang vakum yang dicabut dari booster rem.
“Cairan ini akan disedot masuk ke dalam intake manifold lewat slang vakum tersebut,” terang Sumarno yang turut membantu proses pengaplikasian cairan ini.
Proses menginjeksi Catalitic Rapid Restorer Swez ini dilakukan dalam kondisi mesin idle sampai cairan di botol habis.
Setelah habis, mesin diblayer sampai sisa-sisa cairan yang masuk ke dalam saluran knalpot keluar semua.
Baca Juga: Repot Kalau Ketinggalan, Bukti Lulus Uji Emisi Kendaraan Wajib Dibawa Biar Enggak Ditilang
Pada proses terlihat kabut asap cukup tebal keluar dari ujung knalpot. “Cairan ini juga sekalian membersihkan kerak-kerak yang nempel di O2 sensor yang dilewatinya, sehingga pembacaan sensor nantinya akan lebih akurat,” terang Sumarno.
Kelar asap tadi mulai hilang, lanjut mengukur emisi gas buangnya lagi. Jreenng.. hasilnya cukup membuat kami kaget, terutama nilai HC-nya.
Bagaimana tidak, bila sebelumnya terukur sebesar 42 ppmVol, setelah dilakukan penyuntikan cairan pembersih katalis tersebut, langsung turun jadi hanya 11 ppmVol.
Artinya terjadi koreksi sebanyak 31 ppmVol atau berhasil ditekan lagi kadar HC-nya sebesar 73%.
“Saya juga kaget, jujur saja saya sendiri belum pernah tes internal karena belum punya alat uji emisinya. Bayangan saya gak akan turun seekstrem ini,” aku Sumarno.
Sementara nilai CO-nya turun sebanyak 0,03 % Vol jadi 0,10 % Vol. Mantap!
Oiya, harga Catalitic Rapid Restorer Swez ini di online shop dijual di kisaran Rp 120 ribu.
Boleh juga nih dijajal!