Otomotifnet.com - Kali ini OTOMOTIF mengetes skutik asal India yang secara bentuk beda banget dengan kebanyakan yang beredar di Indonesia, ini dia TVS Callisto.
Desain Callisto gendut dan pakai ban ring kecil yang ramping. Oiya di India Callisto namanya Jupiter.
Bisa dibilang bentuknya India banget dan masih asing buat mayoritas pengguna motor di Indonesia.
Buktinya sejak hari pertama pengetesan, setiap berhenti ada saja yang bertanya, “Motor apa ini? Merek apa?”
Baca Juga: Onderdil Bajaj Pulsar 200NS Fleksibel, Kampas Kopling Bisa Pinjam Motor Jepang atau Austria
Kejutannya, walaupun bentuknya bikin susah untuk jatuh cinta pada pandangan pertama, namun ternyata saat dinaiki buat aktivitas harian sangat menyenangkan!
Kok bisa? Bagian mananya? Untuk jelasnya yuk simak. Oiya kalau bicara harga, Callisto yang warna standard Rp 17,9 juta, sedang yang warna limited Rp 18,9 juta OTR Jakarta.
DESAIN
Seperti disinggung di awal, skutik yang masuk Indonesia secara CKD ini bentuknya memang India banget.
Cenderung gendut dan lebar, jauh dari unsur ramping, sporty atau lucu seperti mayoritas skutik yang laris di sini.
Menurut Rizal Tandju, DGM Marketing PT TVS Motor Company Indonesia, Callisto masuk ke segmen retro dan klasik.
Artinya Callisto akan menyasar pasar skutik yang disesaki Honda Scoopy sampai Vespa.
Pantas jika unsur membulat mendominasi. Dan uniknya sebagian besar bodi terbuat dari pelat besi, yaitu sepatbor depan dan bodi belakang.
Kesan retro bisa dilihat pada pemilihan cokelat muda dan tua di beberapa bagian, seperti jok dan dek.
Baca Juga: Bajaj Pulsar Series Butuh Onderdil? Segini Harga Blok Silinder Sampai Kruk As
Joknya sendiri pakai kulit yang punya motif kotak-kotak sehingga terlihat klasik. Apalagi ditambah penggunaan spion bulat berlapis krom.
FITUR & TEKNOLOGI
Bicara fitur, di Callisto terbilang sederhana namun fungsional. Contoh untuk kemudahan membawa barang, terdapat 2 buah gantungan.
Satu berada di bawah setang, satu lagi yang ada pengaitnya di bawah engsel jok.
Untuk meletakkan botol minum pun tersedia konsol di bawah setang kiri.
Sementara di bawah jok ada bagasi yang cukup besar, “Kapasitasnya 21 liter,” terang Rizal. Jadi bisa muat banyak barang, termasuk sebuah helm half face.
Fitur fungsional berikutnya tentu ukuran dek yang luas, tak cuma bikin kaki berukuran sepatu 44 terasa lega, tapi bisa juga untuk membawa 2 buah galon air.
Yang juga fungsional bisa dilihat di bagian rem. Callisto sudah dibekali dengan combi brake, yang oleh TVS disebut dengan istilah synchronized braking technology (SBT).
Dan di tuas rem belakang ada parking brake lock. Remnya sendiri depan cakram 220 mm dijepit kaliper 1 piston, yang belakang tromol 130 mm. Kinerja enak, empuk dan pakem.
Baca Juga: R15 V4 dan R15M Segera Masuk Indonesia? Nih Jawaban Dari Yamaha
Berikutnya untuk fitur kenyamanan terdapat setelan preload 3 tingkat di sokbreker belakang, yang mana bisa disetel pakai tangan kosong!
Masih untuk kenyamanan, terdapat windshield di depan dan sandaran mungil untuk penumpang.
Selanjutnya terdapat beberapa fitur unik. Pertama, lihat deh di bagian belakang, di atas lampu rem.
Yup, TVS meletakkan lubang pengisian tangki bensin di belakang, bukan di bawah jok atau di bawah setang! Unik ya!
Ketika mau isi bensin petugas SPBU pun mencari-cari letaknya, kemudian terheran-heran karena lubangnya di pantat motor, hahaaa...
Yang juga unik standar tengahnya, karena punya tuas pengungkit yang panjang dan enggak fix. Jadi ada engselnya.
Hal itu ternyata biar ringan. Terbukti sih memang, diinjak dengan santai saja motor langsung berdiri tegak.
Eits fitur yang lumayan modern pun ada. Contohnya lampu utama sudah LED, yang mana sorotnya termasuk terang dan lebar.
Baca Juga: Penasaran dengan Yamaha R15 V4 tapi Malas Baca? Mampir Saja ke YouTube OTOMOTIF TV
Tapi saat lampu jauh dinyalakan, kurang signifikan bedanya. Satu lagi, ada USB power outlet di dekat konsol.
Sisanya konvensional, seperti kontak belum pakai pengaman magnet. Oiya untuk membuka jok atau tangki bensin, lubang kuncinya ada di sisi kiri bodi belakang.
Spidometer pun konvensional, masih analog dan pakai input kabel dari roda depan.
Tapi ada info fungsional di spidometernya, yaitu eco indicator yang menyala hijau saat berkendara hemat,
lalu power indicator, berupa lampu oranye yang menyala saat gas dibuka lebih dalam.
RIDING POSITION & HANDLING
Selain fitur fungsional, posisi berkendara dan karakter handlingnya juga menyenangkan.
Posisi berkendara yang ditawarkan Callisto memang pas dan nyaman buat harian.
Pertama karena tinggi joknya cuma 750 mm, jadi meskipun punya permukaan lebar, kedua kaki dengan mudah menapak ke tanah.
Ditunjang pula dengan busa yang empuk, jadi tentunya bikin nyaman.
Baca Juga: Skutik Ini Masih Murah Banget, Tampang Fresh, Baru Saja Disegarkan
Lalu jarak dek dengan jok juga lumayan jauh, jadi buat yang tinggi badan sekitar 170 cm sudut paha jadi tidak begitu lurus, tentunya membuat tak lekas pegal saat perjalanan lama. Sementara letak setangnya netral, pas saat diraih.
Nah handlingnya ternyata asyik banget, ringan dan lincah. Padahal sebelum nyoba terbayang akan berat karena bentuk dan bobotnya 107 kg.
Salah satu sebabnya tentu ukuran ban depan belakang rata lebarnya cuma 90/90-12.
Kalau dilihat tampak kurang proporsional dengan bodinya yang gendut, tapi saat dinaiki bikin ringan dan lincah.
Naik Callisto makin menyenangkan karena karakter suspensinya empuk!
Enggak ada deh cerita suspensi jedug atau terasa glodakan, empuk nyaman banget!
Dan ternyata tetap stabil buat menikung, saking enaknya sering banget ujung standar tengah menggasak aspal.
Meski begitu, ternyata kalau menghadapi polisi tidur selalu aman, karena ternyata punya ground clearance tinggi, 150 mm!
Baca Juga: TVS iQube Diuji Lengkap, Segini Daya Jelajah Hingga Top Speednya
PERFORMA
Mesin yang diandalkan Callisto 110 cc (109,7 cc) 4 langkah SOHC 2 katup berpendingin udara, injeksi, dan transmisi tentunya CVT.
Bore x stroke yang digunakan persis TVS Dazz atau Suzuki Shogun 110, 53,5 x 48,8 mm.
Mesin yang getarannya sangat halus ini punya tenaga dan torsi yang tergolong kecil.
Tenaga cuma 7,5 dk (5,6 kW) di putaran mesin 7.500 rpm, torsi 8 Nm di 5.500 rpm.
Bandingkan dengan Honda BeAT, sama-sama 110 cc tapi tenaganya 8,9 dk.
Paling terasa efeknya adalah ketika berakselerasi, terasa pelan, apalagi dari 20 km/jam menuju 50 km/jam.
Buat nanjak juga terasa ngos-ngosan. Untung dari diam ke 20 km/jam cukup spontan, lalu dari 50 km/jam sampai top speed juga cukup enteng.
Data tes akselerasi bisa dilihat di tabel.
Baca Juga: TVS Apache RR 310 Kena Update, Comot Fitur Ala Moge, Dijual Rp 46 Jutaan
Oiya bicara top speed, juga termasuk rendah. Di spidometer mentok 1 garis sebelum 90 km/jam, artinya cuma 88 km/jam. Kalau di Racelogic 83,4 km/jam.
Kalah kencang dari BeAT yang di Racelogic dapat 99,6 km/jam.
Kalau dianalisa, tenaga dan torsi kecil sepertinya efek dari penerapan standar emisi gas buang yang tinggi, sehingga bensin dicekek.
Tertera di knalpot emblem BS-VI, yang ternyata kepanjangan dari Bharata Stage VI, standar emisi di India.
“Itu bisa disetarakan dengan standar Euro 4,” terang Rizal. Sementara, motor di sini seperti BeAT baru Euro 3. Pantesan!
KONSUMSI BENSIN
Dengan tenaga dan torsi kecil, dan penerapan standar emisi gas buang tinggi sehingga bensin dicekek, tentunya juga pengaruh ke konsumsi bensin. Jadi irit banget!
Dari hasil pengetesan pakai Pertamax, sesuai dengan rasio kompresinya yaitu 10±0,5:1, setelah dipakai harian dan diukur pakai metode full to full sebanyak 3 kali, didapat angka rata-rata 52,7 km/liter!
Sungguh mengejutkan! Itu lebih irit dari Honda BeAT yang dapat 51 km/liter.
Padahal mesin Callisto karakternya overbore, yang cenderung main rpm tinggi.
Baca Juga: Aerox 155 Terbaru Diluncurkan, Ini Daftar Perubahannya dan Segini Harganya
Selain standar emisi tinggi, yang bikin irit tentu teknologi transmisi CVTi (Continuously Variable Transmission intelligent), yang menurut Rizal salah satunya bertujuan agar irit bahan bakar. Kalem tapi irit!
Data Tes:
0-60 km/jam: 8,8 detik
0-80 km/jam: 18,7 detik
0-100 km/jam: -
0-100 m: 9,1 detik (@60,6 km/jam)
0-201 m: 14,5 detik (@74,2 km/jam)
0-402 m: 23,6 detik (@81,7 km/jam)
Top speed: 88 km/jam (spidometer)
83,4 km/jam (Racelogic)
Konsumsi bensin: 52,7 km/liter
Data spesifikasi:
Tipe mesin: Silinder tunggal, 4 langkah SOHC 2 katup, pendingin udara, injeksi
Diameter x langkah: 53,5 x 48,8 mm
Kapasitas mesin: 109,7 cc
Rasio kompresi: 10±0,5:1
Tenaga maksimal: 7,5 dk (5,6 kW) @7.500 rpm
Torsi maksimal: 8,0 Nm @5.500 rpm
Transmisi: CVTi
Sistem starter: Elektrik dan Kick starter
Rem depan: cakram 220 mm kaliper piston tunggal
Rem belakang: tromol 130 mm
Fitur khusus: SBT (synchronized braking technology)
Ban depan: 90/90-12
Ban belakang: 90/90-12
Tipe rangka: High Rigidity Underbone
Berat kosong: 107 kg
Tinggi jok: 750 mm
P x L x T: 1.834 x 650 x 1.115 mm
Jarak sumbu roda: 1.275 mm
Jarak terendah: 150 mm
Kapasitas tangki bensin: 5,8 liter
Suspensi depan: Teleskopik
Suspensi belakang: Tunggal hidrolik dengan gas
Pengapian: ECU Controlled Ignition
Baterai: 12V, 4Ah
Lampu depan: 12V, LED