Ini Alasan Suzuki Pilih Mild Hybrid Sebagai Jembatan Menuju Era Kendaraan Elektrifikasi di Indonesia

Andhika Arthawijaya - Rabu, 17 November 2021 | 21:55 WIB

Teknologi SHVS atau Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Isu pemanasan global membuat negara-negara di dunia untuk menyegerakan teknologi yang lebih ramah lingkungan, termasuk dalam dunia otomotif.

Makanya negara-negara maju kini berlomba-lomba untuk menciptakan mobil ramah lingkungan, yang tidak menghasilkan polusi udara alias zero emisi.

Lantas bagaimana dengan di negara berkembang seperti Indonesia?

Yap, pemerintah Indonesia juga telah mencanangkan akan menuju era elektrifikasi guna menekan efek rumah kaca.

Baca Juga: Prihatin Akan Pemanasan Global, Suzuki Siap Terapkan Green Technology

Makanya para pelaku industri otomotif di Tanah Air diharapkan secepatnya untuk menghadirkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan atau bahkan zero emisi.

Nah, beberapa pabrikan mobil di Indonesia seperti Toyota, Lexus, BMW, Hyundai, Nissan, Mitsubishi, MG (Morris Garage) dan sebagainya, sudah lebih dulu meirintis kendaraan elektrifikasi mereka.

Dalam waktu dekat akan menyusul beberapa pabrikan lainnya, seperti Wuling, Suzuki dan lain-lain.

Namun dalam menentukan jenis kendaraan elektrifikasi seperti apa yang akan dirilis ke pasar Tanah Air, tiap-tiap pabrikan punya rencana bisnis yang berbeda.

Contohnya Suzuki yang memilih memulainya lewat teknologi SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki) mereka.

SHVS ini bisa dibilang jenis elektrifikasi yang paling ringan, karena dibangun hanya menggunakan kombinasi dua buah perangkat saja, yakni ISG atau Integrated Starter Generator serta Lithium-Ion Battery.

ISG ini berfungsi sebagai motor penggerak, menggantikan alternator konvensional.

Tenaga yang dihasilkan oleh ISG dapat menghidupkan kembali mesin dan membantunya saat berakselerasi, sehingga hasilnya dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Baca Juga: 5 Besar Negara Tujuan Ekspor Mobil Suzuki, Hanya Andalkan 4 Produk, Ada CBU dan CKD

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Penjelasan sistem ISG (Mild Hybrid) pada kendaraan Suzuki

Ia juga berfungsi untuk menghidupkan mesin kembali tanpa menimbulkan suara seperti bila pakai dynamo starter.

“Sistem ini kami sebut Mild Hybrid. Suzuki juga punya yang Strong Hybrid dan full EV (Electric Vehicle),” bilang Mahardian Ismadi Brata, Asst. To Design Development, Engineering Administration & Homologation Dept. Head PT. Suzuki Indomobil Motor (SIM).

Namun saat ini, lanjut Mahardian, lantaran infrastruktur untuk kendaraan elektrifikasi di Indonesia belum merata hingga ke daerah, Suzuki Indonesia memutuskan untuk menerapkan teknologi Mild Hybrid sebagai pembuka menujuk era elektrifikasi di Tanah Air.

Tak hanya itu alasannya, “Di Indonesia ini market share kendaraan elektrifikasi masih sangat kecil, karena tidak semua masyarakat bisa membelinya lantaran teknologi ini masih mahal,” terang Joshi Prasetya, Strategic Planning Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

“Teknologi elektrifikasi itu tergantung dari kapasitas dan daya beterai. Semakin besar kapasitas baterai, semakin mahal biaya yang dibutuhkan untuk kebutuhan baterai tersebut,” sambung Mahardian.  

Oleh karena itu, lanjut Mahardian, dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat Indonesia yang masih berada di angka Rp 300 jutaan, dan juga soal pemeliharaan, maka Suzuki memandang teknologi elektrifikasi yang lebih terjangkau adalah Mild Hybrid.

Lantas saat ditanya kapan Suzuki akan mulai menerapkan teknologi Mild Hybrid ini di line up mereka.

“Hehehe.. Tunggu saja tanggal mainnya ya,” tukas Ei Mochizuki, Asst. To Strategic Planning Dept. Head PT SIS yang turut serta dalam acara press conference soal elektrifikasi Suzuki di ajang GIIAS 2021 (17/11/2021).

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Mahardian Ismadi Brata. Teknologi elektrifikasi itu tergantung dari kapasitas dan daya beterai