Otomotifnet.com - Harga mobil listrik di Indonesia masih tergolong mahal oleh beberapa orang.
Termasuk menurut Wakil Kepala LPEM FEB Universitas Indonesia, Khoirunurrofik.
Ia mengatakan, pangsa pasar mobil di Indonesia saat ini di kelas Low MPV direntang harga Rp 200 jutaan.
Alhasil jika masyarakat ingin beralih ke mobil listrik, dalam simulasi yang dilakukan LPEM FEB UI harus berada di rentang 1,2 hingga 1,4 kali dari harga tersebut.
"Kalau Avanza harganya Rp 200 juta yang masih diterima konsumen ketika harganya 1,2 hingga 1,4 kali. Kalau terlalu jauh konsumen masih ragu untuk beralih," ujar Rofiq dalam seminar GIIAS 2021 dengan tema Multiple Pathway to Reduce CO2 Emission in Transportation Sector, (17/11/21).
Baca Juga: Komentar Pedas Pengamat Soal Mobil Listrik, Disebut Cuma Buat Kaum Berduit
Selain itu, Rofiq menjelaskan masalah lain yang membuat masyarakat ragu untuk beralih ke mobil listrik yakni belum banyaknya infrastruktur pendukung seperti SPKLU.
"Minimnya SPKLU juga menjadi tantangan dalam pengembangan kendaraan berbasis baterai. Pada Mei 2021 jumlah SPKLU baru mencapai 148 unit, tentu SPKLU adalah infrastruktur penarik peralihan ke kendaraan listrik," ucap Rofiq.
Untuk itu, pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa faktor untuk mendorong pangsa pasar kendaraan listrik di Tanah Air.
"Pemerintah perlu mempertimbangkan diskon pembelian alat EV Charging ke depannya, insentif tambahan dari pengurangan biaya kesehatan akibat polusi yang berkurang dan administasi percepatan pembuatan STNK dan BPKB," ungkapnya.