Otomotifnet.com - Kabupaten Batang, Jawa Tengah dibidik investasi senilai Rp 114 triliun.
Yakni untuk berdirinya pabrik perakitan baterai mobil listrik.
Dana itu digelontorkan Foxconn, Perusahaan Manufaktur Perakit Apple asal Taiwan.
Ini setelah terjalin kerjasama antara Hon Hai Precision Industry Co. Ltd serta Gogoro Inc, Vendor Skuter Listrik Taiwan dengan dua perusahaan asal Indonesia.
Yakni PT Industri Baterai Indonesia (IBC dan PT Indika Energy Tbk.
Kerjasama direalisaikan dengan penandatanganan komitmen nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) belum lama ini.
Nantinya akan dibangun pabrik pembuatan baterai kendaraan listrik, termasuk pembuatan sel baterai, modul baterai dan baterai mobil listrik.
Kemudian kerjasama juga meliputi pengembangan industri mobil listrik, motor listrik dan bus listrik (E-Bus).
Selain itu, lingkup kerja sama Foxconn, Gogoro, IBC dan Indika Energy juga mencakup pengembangan industri penunjang EV, meliputi energy storage system (ESS), battery exchange/swap station, baterai daur ulang, serta riset dan pengembangan (R&D) baterai elektrik dan EV.
Nantinya diperkirakan akan menghasilkan kapitalisasi pasar dengan nilai total lebih dari 100 miliar dollar AS (kira-kira Rp 1.432 triliun) di Indonesia pada tahun 2030.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, penandatangan MoU ini kelanjutan pertemuan di Taiwan pada Oktober 2021.
Ketika itu, Foxconn dan Gogoro berminat untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik di Tanah Air.
Setelah kerjasama ini, Bahlil mengatakan pihaknya akan mengawal dan memastikan kelancaran realisasi investasi dari dua perusahaan asal Taiwan itu.
"Pemerintah Indonesia akan menangani seluruh perizinan, termasuk insentif investasi," ucapnya, (24/1/22).
"Foxconn dan Gogoro hanya perlu membawa teknologi, modal, dan sebagian pasarnya," kata Bahlil dikutip dari Antaranews.
Kolaborasi membangun ekosistem electronic vehicle (EV) di Indonesia ini sedianya dilakukan melalui skema Build-Operate-Localize (BOL) dengan tiga tahapan.
Tahapan BOL tersebut meliputi membangun, mengoperasikan dan melokalisasikannya.
Tujuannya untuk meningkatkan industri baterai listrik dalam negeri.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memuji skema BOL tersebut.
Menurut Erick, skema BOL ini berpotensi mendatangkan sejumlah manfaat bagi Indonesia.
Khususnya kepada UMKM dan perusahaan lokal.
"Skema ini juga akan meningkatkan kemampuan tenaga kerja Indonesia dengan adanya riset dan pengembangan (R&D) serta transfer pengetahuan dan teknologi EV," kata Menteri BUMN.
Chairman Foxconn, Liu Young-Way berharap, dengan berbagi teknologi dan pengalaman, Foxconn dapat membantu menciptakan lebih banyak peluang bagi perusahaan lokal di pasar energi dan EV.
Sementara Wakil Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy, Azis Armand mengatakan, kolaborasi ini menjanjikan untuk pengembangan industri kendaraan listrik nasional.
"Kolaborasi ini sangat menjanjikan karena mengombinasikan pengalaman dan keahlian kami di bidang energi dengan IBC yang fokus dalam pengembangan baterai," bebernya.
"Juga Foxconn dan Gogoro sebagai perusahaan global," tutur Azis.
Diketahui, Gogoro telah mengembangkan mobil dan motor listrik dengan platform digital dan berbasis teknologi swap battery.
Baca Juga: Menko Luhut Sowan ke Pabrik Wuling, Ajak Kembangkan Mobil Jenis Ini