Otomotifnet.com - Pembalap dan kru tim MotoGP disebut kena sistem bubble selama di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Tapi kok banyak pembalap dan kru yang plesiran dari area yang sudah ditentukan?
Mengacu sistem bubble yang ditentukan, aktivitas para pembalap dan kru dibatasi.
Hanya boleh beraktivitas dari bandara, hotel, area olahraga sirkuit saja.
Faktanya beberapa pembalap justru banyak yang bersinggungan dengan warga lokal.
Seperti Aleix Espargaro yang bersepeda mengelilingi Lombok.
Bahkan sempat mampir ke konter warga di desa Kuta, Pujut, Lombok Tengah.
Begitu pula yang dilakukan Fabio Quartararo beli kartu perdana di konter warlok.
Lalu Jorge Martin yang jajan es kelapa muda di warung warga lokal juga.
Timbul pertanyaan, apakah tidak ada ketegasan bagi pembalap MotoGP ini?
Menjawab ini, Abdulbar M. Mansoer, Presiden Direktur ITDC berikan penjelasan.
"Sebenarnya setiap perjalanan dan aktivitas pembalap kemana pun selalu dikawal panitia dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," ucapnya.
"Jadi saat mereka pergi dan beraktivitas, sudah dalam pengawasaan mereka (BNPB, red)," lanjutnya saat ditemui di Jaksel, (9/2).
"Misalnya ada yang keluar dari bubble, mereka dalam pengawasan kami," terangnya.
"Semoga ini tidak menjadi kluster baru," Abdulbar menambahkan.
Saat tiba di bandara Lombok, para pembalap langsung menuju hotel dan melakukan tes PCR.
Tes ini melibatkan 256 orang yang terdiri dari pembalap, kru, staff tim, staff Dorna Sports juga media balap internasional.
Semua dinyatakan negatif dan kini sedang menjalani olahraga di area hotel, serta bersenang-senang menikmati pantai di Mandalika.
Baca Juga: Sepedahan, Mendaki Hingga Minum Degan, Ini Keseruan Pembalap MotoGP di Mandalika