Otomotifnet.com - Sampai awal tahun 2022 ini, krisis chip semikonduktor masih menghantui PT Honda Prospect Motor (HPM).
Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM, Yusak Billy, menjelaskan bahwa kendala tersebut memberikan dampak yang cukup besar terhadap aktivitas produksi Honda di Tanah Air.
Bahkan ada beberapa model yang harus dikorbankan, demi memaksimalkan produksi dari model lainnya dengan permintaan tinggi.
"Kelangkaan chip semikonduktor memang masih berdampak terhadap produksi Honda di Indonesia pada awal tahun ini," ujar pria yang akrab disapa Billy ini (11/2/2022).
"Saat ini kami terus memaksimalkan produksi dengan komponen yang tersedia untuk model yang permintaannya tinggi, seperti Honda Brio dan All New BR-V with Honda Sensing," imbuhnya.
Tidak hanya aktivitas produksi yang terhambat, Billy juga menjelaskan jika kiris chip semikonduktor turut berikan dampak terhadap menurunnya penjualan Honda di Tanah Air.
Secara umum, penjualan retail Honda pada Januari 2022 turun lebih dari 20 persen jika dibandingkan pencapaian Desember 2021 lalu.
"Penjualan Januari 2022 terdampak pasokan komponen untuk produksi dan juga sebagian konsumen yang masih menunggu pemberlakuan insentif PPnBM," tuturnya.
Meski begitu, Billy mengaku optimis penjualan Honda akan kembali meningkat pada Februari 2022 ini, seiring dengan perpanjangan insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang segera berlaku.
Pihaknya juga akan terus memantau perkembangan mengenai krisis chip semikonduktor tersebut, yang menyebabkan penumpukan antrean di dapur produksi.
"Tapi kami optimis penjualan akan kembali meningkat di bulan ini (Februari 2022), sambil terus memonitor kondisi pasokan komponen yang belum stabil," pungkas Billy.
Baca Juga: Krisis Semikonduktor Masih Melanda, Honda Persingkat Inden Dengan Geber Produksinya