Otomotifnet.com – Seperti dilansir dari website resminya, PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum.
Keputusan tersebut dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang disalurkan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Dimana ada 3 jenis bahan bakar Pertamina yang mengalami kenaikan harga, yakni Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Pertamax Turbo (RON 98) yang sebelumnya dijual seharga Rp 12.000 per liter, kini jadi Rp 13.500 per liter atau naik Rp 1.500 per liter.
Baca Juga: Ampuh Mana Chemical Purging Impor Vs Lokal Bersihkan Deposit Pada Saluran Bahan Bakar Mobil Diesel?
Lalu Dexlite Cetane Number (CN) 51, yang tadinya Rp 9.500 Rp naik sebanyak Rp 2.650 per liter, jadi Rp 12.150 per liter.
Sedangkan Pertamina Dex (CN 53) yang semula Rp 11.150 naik sebanyak Rp 2.050 per liter jadi Rp 13.200 per liter.
Nah, biasanya bila kenaikan harga BBM-nya lumayan banyak, terutama BBM diesel, banyak pemilik mobil diesel modern yang tadinya menggunakan Dexlite atau Pertamina Dex, beralih ke Bio Solar.
Sekalipun anjuran dari pabrik untuk diesel modern yang rata-rata mengusung teknologi common-rail, sangat tidak dianjurkan mengkonsumsi BBM dengan kualitas rendah macam bio diesel.
Sebab seperti yang pernah diungkapkan Sumarno Andi, mantan trainer mekanik di salah satu pabrikan mobil keluaran Jepang, bio diesel umumnya punya kandungan sulfur tinggi, yakni bisa mencapai 1.500 – 1.750 ppm.
Kandungan sulfur yang tinggi tersebut berisiko meninggalkan residu yang dapat menyumbat saluran bahan bakar, termasuk nozzle injector yang harganya lumayan mahal.
“Ditambah lagi kandungan FAME (Fatyy, Acid, Methyl, Ester) pada Bio Solar yang kini mencapai 30%, juga dapat meninggalkan residu dengan karakteristik yang berbeda dari sulfur,” ujarnya.
Selain itu, Bio Solar cenderung mengikat air, yang bila kadarnya sudah terlalu banyak dan sampai terisap ke ruang bakar, bisa berisiko terjadi water hammer, selain tentunya dapat membuat performa mesin menurun.
Baca Juga: Video Efek Buruk Pemakaian Bio Solar Pada Mobil Diesel Modern
Namun bila ‘terpaksa’ mengkonsumsi Bio Solar pada mobil diesel modern, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersumbatnya saluran bahan bakar.
Pertama, lakukan penggantian filter solar lebih cepat dari biasanya.
“Misal tadinya dianjurkan setiap 10.000 km, maka lakukan di 5.000 km,” saran Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) beberapa waktu lalu pada Otomotifnet.com.
Bila mau lebih aman lagi, “Kalau saya pasang double filter di Toyota Kijang Innova diesel 2015,” papar Ardhi, punggawa bengkel Citra Honda Cibubur di Jl. Radar Auri, Harjamukti, Cimanggis, Depok.
Tujuannya tak lain agar dapat menyaring kandungan sulfur yang tinggi serta air yang ada pada Bio Solar, sehingga saluran bahan bakar dari pompa menuju injector terjaga kebersihannya.
Tapi agar tekanan bahan bakarnya tidak tekor, Ardhi mengakalinya dengan menambah pompa elektrik.
“Selain itu mesti rutin lakukan purging, minimal tiap 6 bulan,” sebutnya.
Tapi menurut Sumarno yang juga punggawa Masmun Sukses Motor di Solo, Jawa Tengah, paling efektif pencegahan munculnya deposit pada saluran bahan bakar adalah menggunakan fuel treatment.
“Dari sumbernya dulu kita cegah, yakni bahan bakar. Kalau purging kan dilakukan bila kondisi saluran bahan bakarnya sudah terlalu parah,” sarannya.
Hal senada juga pernah dituturkan Stanley Tjhie, Brand Development Manager PT Laris Chandra selaku distributor produk STP di Indonesia.
Menurut Stanley, penggunaan fuel treatment pada mobil diesel punya manfaat yang cukup penting.
Salah satunya adalah bisa mendongkrak cetane number untuk pembakaran mesin diesel yang lebih baik.
Baca Juga: Begini Cara Aplikasi Fuel Treatment Pada Mobil Diesel Agar Saluran Bahan Bakar Tetap Besih
Selain itu, "Fuel treatment punya unsur kimia yang bisa mengikat lapisan air di tangki bahan bakar," ungkapnya.
"Contohnya seperti keluaran STP yang bisa melarutkan air dengan bahan bakar yang nantinya bisa ikut terbakar di mesin," jelas Stanley.
Tak hanya itu, fuel treatment juga umumnya punya aditif sejenis deterjen yang bisa menjaga kebersihan saluran bahan bakar.
Aditif detergen ini berfungsi mencegah timbulnya deposit pada saluran bahan bakar akibat unsur negatif pada BBM diesel yang digunakan, seperti kandungan sulfur atau FAME.
"Deterjen yang sifatnya abrasif ini merontokkan deposit sampai bisa masuk ke pengabutan," ujar Stanley.
"Sumber masalah kan sebenarnya pada solar yang dipakai. Jangan sampai nunggu injektor mampet dulu, baru dilakukan perbaikan," tukasnya.
Nah, untuk mencegah terjadinya penumpukan deposit pada saluran bahan bakar akibat kandungan buruk pada BBM diesel dengan kualitas rendah, Sumarno menyarankan untuk sebaiknya menggunakan aditif bahan bakar diesel secara rutin.
"Minimal satu bulan sekali kita tuangkan aditif ke dalam tangki saat kondisinya full.”
“Kalau saya, setelah pakai aditif waktu tangkinya berkurang seperempat karena pamakaian, saya isi lagi full.”
“Begitu seterusnya sampai masuk bulan berikutnya untuk diisi lagi aditif bahan bakar yang baru," ujar Sumarno.