Otomotifnet.com - Suzuki Gixxer SF 250 yang mulai dipasarkan akhir 2021 lalu, masuk Indonesia secara CBU dari India.
Maka jangan heran jika secara desain, spek dan fitur, Gixxer ini khas negeri Bollywood.
Secara tampilan, motor bergenre sport touring full fairing ini jelas bukan selera pasar lokal, yang mana di sini lebih suka yang tegas, serba tajam dan sporty. Gixxer cenderung membulat dan gendut.
Spek mesin apalagi, Gixxer cuma 1 silinder, SOHC dan belum pakai radiator.
Sementara andalan kompetitor di kelas 250 cc mayoritas 2 silinder dan malah ada yang 4 silinder, DOHC dan pakai radiator.
Tapi, bukan berarti Gixxer tak punya keunggulan yang bisa bikin jatuh cinta.
Kalau sudah nyoba, bisa jadi ada rasa suka dengan motor yang dijual Rp 49,3 juta (OTR Jakarta) ini.
Hal itulah yang dirasakan OTOMOTIF setelah mengetes Gixxer, karena ternyata motor ini menyimpan beberapa hal yang bikin betah saat menungganginya. Apakah itu?
Riding Position & Handling
Sebagai sebuah besutan sport touring, Gixxer menawarkan segitiga berkendara yang didesain nyaman buat harian, dan juga enggak bikin lekas lelah saat dipakai jalan jauh atau turing, walaupun tampangnya adalah sport full fairing.
Hal itu didapat dari kombinasi setang yang walaupun model jepit tapi tinggi, mirip setang Bajaj Pulsar 220F atau 200NS, dengan jok yang cukup rendah dan posisi kaki lebih maju dari letak jok, jadi segitiga berkendaranya memang santai.
Badan pengendara ketika riding masih cukup tegak. Tentunya enggak bikin lekas pegal lengan atau pinggang walaupun setelah perjalanan jauh.
Dan yang bikin makin betah busa joknya tebal dan empuk banget! Buat turing lebih dari 1 jam pun bokong enggak pedas.
Apalagi tinggi joknya hanya 800 mm, tentunya bersahabat untuk rata-rata orang Indonesia.
Buat Tester OTOMOTIF yang berpostur tinggi 173 cm dan bobot 64 kg, saat kedua kaki turun bisa menapak sempurna ke tanah, bahkan lutut masih agak menekuk.
Kenyamanan makin sempurna karena karakter suspensinya juga empuk banget, terutama yang depan.
Kalau dirasakan, karakternya malah mirip suspensi besutan adventure.
Buat melibas jalanan bergelombang atau tak rata yang sering ditemui di rute luar kota, naik Gixxer jadi tetap nyaman! Asli bikin betah!
Nah secara handling pun Gixxer ini menyenangkan, dengan bobot 161 kg, untuk ukuran sport fairing 250 cc tergolong ringan.
Lebih ringan 3 kg dari yang 2 silinder misal Kawasaki Ninja 250. Efeknya enggak susah dikendalikan, berasa enteng!
Dengan bobot ringan, buat beraktivitas di perkotaan yang ramai dan padat pun karakternya tak menyusahkan.
Karena sudut belok setangnya lebar, jadi masih tergolong lincah. Buat selap-selip di kemacetan masih gampang.
Tantangannya paling hanya spionnya yang memang lebar, jadi kadang bisa benturan dengan spion mobil.
Performa
Kalau bicara spesifikasi mesin Gixxer, memang terlihat sangat biasa. 249 cc 4 langkah 1 silinder, SOHC 4 katup, injeksi dengan sistem pendinginan Suzuki Oil Cooling System (SOCS), yang memadukan konsep radiator dan oil cooler.
Mesin dengan kombinasi diameter piston 76 mm dan langkah 54,9 mm ini mampu menghasilkan tenaga maksimal 26,2 dk di 7.500 rpm dengan torsi 22,6 Nm di 7.500 rpm.
Tenaga maksimalnya enggak besar kan? Jauh di bawah mesin 250 cc 2 silinder, misal Honda CBR250RR SP yang tembus 40,4 dk.
Tapi, bukan berarti mesin Gixxer tak punya kelebihan. Keunggulan mesin Gixxer memang bukan soal buat kebut-kebutan, tapi lebih pada kenyamanan saat dikendarai harian atau turing.
Mesin Gixxer ini karakternya responsif sejak 3.000 rpm, jadi tak perlu buka gas dalam-dalam sudah ngisi dan laju.
Dan enaknya tiap buka gas untuk menambah kecepatan, misal saat akan menyalip, mesin langsung merespon dengan sigap, tak perlu ada drama lemot atau ngok dulu.
Impresinya begitu tentu bikin menyenangkan saat berkendara.
Dan kalau bicara buat harian atau turing, mesinnya rileks banget, cukup main antara 3.000 sampai 6.000 rpm saja.
Yang mana dalam rentang itu, mesinnya juga sangat halus, minim getaran! Getaran baru terasa di sekitar 7.000 rpm ke atas, hingga kena limiter di 9.800 rpm.
Oiya kalau menilik hasil tes dyno pakai mesin Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport, terlihat jelas jika karakter mesinnya punya torsi yang langsung besar sejak putaran rendah.
Makanya terasa selalu responsif, dan keluaran torsinya tampak hampir flat sampai sebelum limiter. Maksimalnya 19,34 Nm di 7.310 rpm.
Yang aneh adalah tenaga belum terlihat menurun sudah kena limiter di kisaran 9.800 rpm.
Maksimal tenaganya terekam hanya 23,81 dk di 9.810 rpm. Mestinya minimal bisa dikasih 1.000 rpm lagi biar peak makin maksimal.
Kalau kurva kenaikan tenaganya tampak naik secara linear, makanya dari bawah tenaga terasa naik terus walaupun nafasnya pendek.
Makanya kalau diajak kebut-kebutan, jelas kalah dibanding kompetitor.
Karena bisa dilihat dari hasil tes akselerasi pakai Racelogic, misal untuk mencapai 0-100 km/jam, Gixxer butuh waktu 9 detik.
Kalah cepat dari Ninja 250 SL yang cuma 7,5 detik, apalagi CBR250RR SP yang hanya 5,8 detik.
Top speed buat sport fairing 250 cc juga tergolong tak begitu tinggi, di spidometer mentok di angka 151 km/jam, cuma beda sedikit dari potensi maksimalnya yang dibatasi di 154 km/jam.
Sementara di Racelogic terekam dapat 137,6 km/jam. Artinya deviasi spidometer Gixxer sebesar 9,7%.
Walaupun kalah kalau diajak ngebut, mesin Gixxer ini juga punya keunggulan lain, yaitu suhunya. Panas mesin yang pakai pendinginan SOCS ini terbilang sangat minim.
Buat macet-macetan apalagi jalan lancar, kaki sama sekali tidak kepanasan, cuma sedikit hangat yang sama sekali tak mengganggu kenyamanan.
Oiya yang juga menarik, oil cooler yang dipakai buat pendinginan ternyata dilengkapi extra fan, yang mana tentu saja akan bekerja ketika suhu mesin naik.
Tapi, karena kipasnya dikasih cover dengan lubang mengarah ke bawah, tentu angin hangatnya tak mengenai kaki secara langsung. Adem!
Tapi ada lagi nih kekurangannya, tiap sudah dipakai jalan lama proses pindah gigi jadi terasa lebih keras, terutama di kecepatan dan putaran mesin rendah.
Koplingnya pun terasa lumayan berat, maklum belum ada fitur assist & slipper clutch.
Fitur & Teknologi
Bicara fitur dan teknologi yang disematkan di Gixxer, memang tergolong minim.
Yang langsung terlihat jelas adanya penggunaan lampu utama LED, yang sorotnya ternyata terang dan fokus. Sinarnya kendati putih khas LED, tapi termasuk tebal.
Lampu rem juga jenis LED model tebal, jadi saat menyala tampak mewah. Sayangnya lampu sein masih pakai bohlam halogen.
Berikutnya ada spidometer full digital negative display dengan info yang lumayan banyak.
Paling atas ada takometer model bar dengan angka sampai 12.000 rpm, redline mulai di 10.000 rpm.
Bagian tengahnya porsi terbesar ada spidometer, yang tentu saja bikin mudah dibaca walaupun kecepatan tinggi.
Kemudian di kirinya ada gear position dan pengingat ganti oli, sedang sisi kanan fuelmeter. Pada baris paling bawah ada odometer, tripmeter A & B dan jam.
Terdapat pula info lampu-lampu di sisi kanan kiri layar, dan shift light di bagian atas. Nah kapan menyala dan matinya shift light tentu bisa diseting sesuai kebutuhan.
Masih di area spidometer, sayangnya di bagian depannya windshield yang disediakan sangat mungil.
Jadi seakan cuma hiasan, tak bisa menghalangi atau mengarahkan angin ke atas kepala pengendara. Dengan posisi berkendara normal, angin masih nampol area dada!
Geser ke area kaki-kaki, suspensi depan model teleskopik yang digunakan pakai as besar, 41 mm, makanya tabung bawahnya terlihat sangat besar seperti moge zaman dulu.
Sementara untuk belakang suspensi monosoknya model langsung tanpa link.
Rodanya pakai ban cukup lebar, depan 110/70R17 sedang belakang 150/60R17.
Gripnya dalam kondisi kering maupun basah cukup baik. Nah yang belakang rodanya dibekali dengan mud guard, secara tampilan bikin kurang sporty, tapi secara fungsi sangat efektif mencegah cipratan air naik.
Untuk pengurang laju, Gixxer pakai perangkat rem dari Bybre. Yang depan tuasnya ketika diremas terasa empuk dan mainnya cukup dalam, tapi pakem.
Yang belakang dangkal dan pakem juga. Sistem ABS kinerjanya juga cukup smooth, enggak ngagetin.
Konsumsi Bensin
Berhubung di spidometernya tak ada info komsumsi bensin, maka pengukurannya tentu pakai metode full to full.
Pakai bahan bakar Pertamax kemudian dipakai untuk berkendara harian sampai turing, yang tentu kondisi jalannya sangat beragam, rata-rata konsumsi bensin Gixxer ternyata dapat 36,4 km/liter.
Angka segitu tentunya tergolong irit untuk sebuah motor 250 cc. Bandingkan dengan CBR250RR SP yang cuma dapat 26,5 km/liter.
Hal itu tentu saja karena ketika dipakai, mesin Gixxer tak perlu sering berkitir tinggi, makanya irit.
Dengan kapasitas tangki bensin 12 liter, sekali isi penuh berarti bisa untuk menempuh jarak sekitar 436,8 km. Kira-kira dari Jakarta sampai Semarang. Jauh juga ya!
Data tes Suzuki Gixxer SF 250:
0-60 km/jam: 3,3 detik
0-80 km/jam: 5,6 detik
0-100 km/jam: 9 detik
0-100 m: 6,6 detik (@86,9 km/jam)
0-201 m: 10,4 detik (@105,5 km/jam)
0-402 m: 16,7 detik (@124,6 km/jam)
Top speed di spidometer: 151 km/jam
Top speed di Racelogic: 137,6 km/jam
Konsumsi bensin: 36,4 km/l
Data spesifikasi Suzuki Gixxer SF 250:
Tipe mesin: 4 langkah, 1 silinder, SOHC 4 katup berpendingin udara dan oli (SOCS)
Kapasitas mesin: 249 cc
Bore x stroke: 76 x 54,9 mm
Sistem pengabutan: Injeksi
Tenaga maksimal: 26,2 dk (26,5 ps) @9.000 rpm
Torsi maksimal: 22,6 Nm @7.500 rpm
Sistem starter: Elektrik
Transmisi: 6 percepatan
P x L x T: 2.010 x 740 x 1.035 mm
Jarak sumbu roda: 1.345 mm
Tinggi jok: 800 mm
Bobot basah: 161 kg
Kapasitas tangki: 12 liter
Suspensi depan: Teleskopik
Suspensi belakang: Tunggal
Ban depan: 110/70R17 M/C 54S
Ban belakang: 150/60R17 M/C 66S
Rem depan: Cakram 300 mm, kaliper Bybre 2 piston
Rem belakang: Cakram, kaliper Bybre 1 piston