Yaitu kekuatan komponen mekanikal yang bergerak seperti piston, stang piston, hingga crankshaft tidak sekuat konstruksi mesin ber cc besar.
"Presisinya konstruksi mesin menjadi lebih sensitif, kekuatan mekanikal komponennya cenderung lemah dibanding mesin cc besar dengan material logam yang sama," tekan Amiaw.
"Juga dimensi ruang bakar yang kecil tidak ada tempat tambahan untuk menolerir energi ledakan dari knocking," imbuhhnya.
Saat terjadi knocking, ledakan yang muncul tidak sesuai timing pembakaran lebih mudah mendorong piston ke bawah sebelum titik mati atas (TMA).
Pada mesin cc besar, kekuatan komponen mekanikal masih bisa menahan ledakan tersebut.
"Ukuran ruang bakar yang lebih besar masih bisa menyerap energi dari tekanan ledakan," terang Amiaw.
"Sama-sama terjadi knocking, gejala dan efeknya lebih terasa di mesin cc kecil ketimbang mesin cc besar," tandasnya.
Baca Juga: Kerap Disepelekan, Efek Fatal Isi BBM Tak Sesuai, Tinggal Tunggu Waktu Mesin Jebol