Mewakili Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, ia juga menjelaskan bahwa biaya uji tipe kendaraan bermotor yang dilakukan oleh direktorat perhubungan darat untuk jenis kendaraan listrik, mengalami perbedaan biaya yang lebih murah dari kendaraan konvensional.
“Untuk sepeda motor dikenakan biaya uji tipe sepeda motor listrik sebesar Rp 4,5 juta, dibandingkan biaya uji tipe sepeda motor konvensional sebesar Rp9,5 juta,”
Baca Juga: Moeldoko Tegaskan, PEVS 2022 Jadi Kampanye BBM Naik Siapa Takut!
“Biaya uji tipe mobil penumpang berbasis listrik sebesar Rp13,2 juta dibandingkan biaya uji tipe mobil penumpang konvensional sebesar Rp27,8 juta,”
“Biaya uji tipe mobil bus listrik sebesar Rp13,2 juta dibandingkan dengan biaya uji tipe mobil bus konvensional sebesar Rp126,9 juta,” tambah Heri.
Lebih lengkap, Heri menjelaskan bahwa secara umum tren pengajuan Sertifikat Registrasi Uji Tipe atau kartu lahir suatu kendaraan periode 2019 s/d 21 Juli 2022 menunjukkan tren peningkatan.
Serta menandakan eksistensi kendaraan listrik di Indonesia kian diminati.
Ia menambahkan, bahwa sampai saat ini Kementerian Perhubungan telah menggunakan 30 unit kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional Eselon 1 dan Eselon 2 sebagai bentuk dukungan program percepatan penggunaan KBLBB.
Baca Juga: DFSK Mini EV Bakal Dijual di Indonesia, Sabar Dulu, Masih Nunggu Hal Ini
Materi seminar selanjutnya disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Eng. Budi Prawara.
Sebagai lembaga riset satu-satunya di Indonesia, Budi Prawara menyampaikan fokus riset BRIN atas kendaraan listrik di Indonesia adalah pengembangan sistem otonom untuk kendaraan listrik berbasis baterai.
Sehingga bisa diaplikasikan untuk berbagai keperluan, karena dilengkapi dengan teknologi sistem deteksi, artificial intelligence dan big data.
“Fokus pengembangan sistem otonom dan prototipe yang telah kami kembangkan adalah kendaraan single seater, dan rencananya akan dikembangkan ke tipe kendaraan lebih besar,”
“Dengan kecepatan yang lebih tinggi atau fast and heavy vehicle, dan berkisar antara 9-20 penumpang,” tutur Budi.
Adapun untuk topik riset yang dilakukan BRIN berfokus pada: Sistem Deteksi Objek (menggunakan LIDAR, RADAR dan Kamera), Sistem Informasi dan Teknologi, C-V2X, Sensor kendaraan dan komputer, hingga interaksi manusia dengan kendaraan, serta teknologi pengenal suara.
Selain itu, BRIN juga melakukan riset untuk penguasaan teknologi kunci komponen kendaraan listrik, untuk pembuatan mobil listrik, charging station, baterai, sistem manajemen, dan lain sebagainya.
Budi menambahkan bahwa, berbagai hasil uji coba riset yang dilakukan oleh BRIN dapat disimak melalui channel Youtube BRIN.
Melalui PEVS 2022, puluhan karya anak bangsa di dunia otomotif elektrik berhasil dipamerkan. Puluhan karya anak bangsa tersebut, diantaranya mobil listrik balap karya tim Yacaranda dari Universitas Gajah Mada (UGM).
Kemudian bus listrik model purwarupa buatan tim peneliti Universitas Indonesia (UI), serta berbagai mobil listrik dari beragam perusahaan salah satunya PT Haka Motors.
Juga berbagai motor listrik seperti Davigo, Rakata dan Gesits yang semua nya merupakan kendaraan listrik karya anak bangsa produksi dalam negeri.