Otomotifnet.com - Tim redaksi berkesempatan menjajal Daihatsu Terios manual.
Memang tidak lebih nyaman dari varian matik, tapi ada sisi keunggulannya.
Terutama akselerasi, start Terios manual terasa lebih enteng dari varian matik.
Namun dengan konsekuensi kaki pengemudi terasa lebih capek karena mesti injak pedal kopling.
Belum lagi ketika bertemu kemacetan panjang, intens proses injak-lepas pedal kopling membuat kaki kiri lebih cepat cape.
Namun untungnya pedal kopling itu bobotnya enteng, jadi tidak terlalu membebani pengemudi.
Selain itu, tuas persneling 5 percepatan juga punya pergeseran yang ringan dan presisi.
Mudah saja bagi pengemudi untuk pindah gigi (shifting) tanpa takut missed gear.
Lalu rasio gir yang 5 percepatan, membuat transmisi manual Terios punya perbandingan yang lebih kasar.
Misal di gigi 1, dengan perbandingan 4,059 membuatnya lebih enteng start dengan beban penuh ketimbang Terios bertransmisi otomatis yang 2,731.
Selebihnya, tidak ada perbedaan rasa berkendara antara Terios manual dan matik.
Set suspensinya cenderung keras jika bebannya enteng karena dirancang untuk menahan potensi body roll dari ground clearance yang tinggi, 220 mm.
Tak hanya itu, set suspensi itu juga berorientasi pada beban berat.
Makanya saat diisi lebih dari 5 penumpang + barang, kekerasan suspensinya jadi lebih beradab dan masuk akal.
Mesin berkode 2NR-VE 1.496 cc 4 silinder punya output yang biasa saja, dengan tenaga 103 dk dan torsi 136 Nm, ia masih kalah dari Honda BR-V misalnya yang mesin L15-nya mencapai 121 dk.
Tapi mesin Terios itu punya karakter kuat di putaran rendah-menengah, sehingga terasa lebih luwes di kecepatan berapa pun.
Konsumsi bahan bakar pun irit, Terios matik di kecepatan rata-rata 22 km/jam alias rute Dalam Kota, tak sulit meraih 12-an km/l.
Dengan powerloss yang lebih sedikit dan rasio gir yang lebih enteng, sangat mungkin Terios manual lebih irit BBM di perkotaan.
Baca Juga: Gak Nyangka, Bukan All New Xenia Yang Terlaris Di Kuartal I 2022, Justru Varian Daihatsu Ini!