First Ride Honda U-Go, Berasa Naik BeAT, Performa Cocok Di Perkotaan

Rangga Kosala - Sabtu, 19 November 2022 | 07:00 WIB

First ride Honda U-Go, skuter listrik entry level Honda (Rangga Kosala - )

Otomotifnet -  Seolah menyalip PT Astra Honda Motor, importir umum (IU) Probike yang bermarkas di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat sudah lebih dahulu memasukkan Honda U-Go ke Indonesia.

Tersedia tiga pilihan warna dan bisa dipesan secara pre order dengan harga Rp 39 jutaan.

Kalau di artikel sebelumnya kami membahas desain dan fitur Honda U-Go, kali ini simak rasa berkendara serta performa skuter listrik imut dari pabrikan sayap mengepak tersebut.

Baca Juga: Motor Listrik Honda U-GO Dijual di Indonesia, Harga Tak Semungil Desain

Riding Position & Handling

Riding position naik Honda U-Go, pengendara dengan postur Postur 170 cm/60 kg masih terasa nyaman.

Meski dimensinya kecil, kaki sama sekali tidak menekuk saat duduk di jok setinggi 730 mm.

Dek terasa tinggi karena jadi rumah baterai.

Rangga/Otomotifnet
Baterai lithium-ion terletak di dalam dek

Joknya lebar dengan busa tebal, meski buat berboncengan ruangannya agak ngepas.

Deknya juga lega, lebar dan panjang membuat sepatu ukuran 43 leluasa.

Selain itu enak juga untuk membawa barang.

Rangga/Otomotifnet
Dek lega menyimpan baterai di bawahnya

Overall posisi berkendara bisa dibilang mirip-mirip dengan skutik kecil buatan Honda.

Masih proporsional!

Dimensi kecil, dengan ban imut dan bobot hanya 83 kg membuat handlingnya terasa lincah.

Handling pun tentunya terasa nurut kemana setang diarahkan.

Menyenangkan!

Apalagi ketika masuk ke jalan-jalan kecil. Tak ubahnya naik Honda BeAT! 

Hmm jadi sah nih bila U-Go dibilang BeAT versi elektrik!  

Rangga/Otomotifnet
Footstep penumpang terlipat ke dalam bodi jika tidak digunakan

Performa

U-Go menggunakan dinamo model hub di roda belakang.

Dinamonya berlabel Honda menandakan sudah diproduksi dan dikembangkan secara internal oleh Honda sendiri.

Rangga/Otomotifnet
Dinamo 1.200 Watt model hub berlabel Honda

Spesifikasi dinamo U-Go 1.200 Watt atau 1,2 kW.

Dengan top speed diklaim ada di angka 53 km/jam.

Posisi baterai ada di bawah pijakan kaki. Membuka kompartemen pertama-tama harus buka bagasi terlebih dahulu lewat kunci kontak.

Nanti tinggal putar saja kuncinya ke sebelah kiri.

Kemudian di dalam bagasi ada kenop yang dapat diputar untuk membuka kompartemen baterainya.

Rangga/Otomotifnet
Buka kompartemen baterai harus putar kenop ini

Baterai pakai lithium-ion 48 V 30 Ah, klaim jarak tempuh 65 km per satu baterai.

Itu dengan kondisi 1 orang pengendara berbobot 75 kg dan kecepatan 35 km/jam saat pengetesan internal Honda.

Di baterai terdapat indikator untuk melihat kapasitas daya yang tersisa.

Rangga/Otomotifnet
Ada indikator daya di baterai

Bobot baterai cukup berat, dengan casing aluminium.

Baterainya sudah lolos standarisasi IP67 yang tahan air dan debu.

Rangga/Otomotifnet
Baterai lithium-ion punya dimensi besar dan bobot cukup berat

Honda mengklaim baterai tetap aman dan kering walau terendam air selama setengah jam.

Serta tetap aman dijatuhkan dari ketinggian 1 m.

Pengisian daya baterai bisa langsung di motor maupun langsung di baterainya.

Rangga/Otomotifnet
Colokan baterai dilengkapi tutup bila tidak digunakan

Yang menarik, bagasi juga didesain bisa membawa satu lagi baterai, meski tidak dicolokkan secara bersamaan.

Rangga/Otomotifnet
Soket pengecasan di motor ada di tengah dek

Menyalakan motor putar kunci kontak on terlebih dahulu, kemudian tekan tombol start diiringi menarik handel rem.

U-Go pun siap digunakan, ditandai dengan kata ‘READY’ berwarna hijau di indikator.

Impresi berkendara pertama kali, tarikan U-Go terasa smooth. 

Semburan tenaga terasa halus seiring dengan bukaan gas. Nggak ngagetin!

Nampaknya Honda cukup memberikan perhatian lebih pada pengembangan controller berikut riding feelingnya.

Sehingga tetap nyaman, tak ubahnya motor matik konvensional.

Kami sempat mencoba dua mode yang berbeda, hasilnya di mode Sport penyaluran tenaga memang lebih responsif walau tetap halus.

Beda dengan mode Eco yang lebih smooth. Mode yang terakhir ini nampaknya cocok digunakan ketika sedang macet-macetan atau stop & go yang tidak butuh akselerasi kencang.

Sebagai perbandingan, pada mode Eco top speednya 39 km/jam.

Sedangkan Sport dapat 55 km/jam.

Jadi penasaran dicoba lebih jauh dan lama.

Sepertinya seru buat penggunaan harian.

Halo Probike boleh pinjam buat Test Ride?

 

Data Spesifikasi:

Dimensi:

P x L x T           : 1.790 x 680 x 1.080 mm

Jarak sumbu roda    : 1.300 mm

Jarak terendah      : 130 mm

Tipe rangka         : Steel chassis

Rem depan           : Disc 1 piston

Rem belakang        : Tromol

Suspensi depan      : Teleskopik

Suspensi belakang   : Dual shock

Ban depan           : 90/90-12

Ban belakang        : 100/90-12

Dinamo             : 1,2 kW Hub Drive

Baterai             : Lithium-ion 48 V 30 Ah

Jarak tempuh (klaim): 65 km (1 baterai)

Top speed           : 53 km/jam (klaim)

Headlamp            : LED with DRL

Tail lamp           : LED

Dashboard display   : LCD

Riding mode         : ECO/SPORT

USB port            : Ada