Polisi sendiri telah melarang adanya pawai dan arak-arakan di jalan raya selama berlangsungnya piala dunia, namun larangan tersebut tidak juga menghentikan eforia warga untuk menggelar pawai di jalanan.
Latif mengungkapkan, berdasarkan pantauan petugas di lapangan, banyak anak-anak remaja dan pemuda yang mengabaikan keselamatan di jalan.
Bahkan mereka mengendarai kendaraan secara ugal-ugalan di jalan raya saat melakukan arak-arakan dan pawai kemenangan.
"Nanti kalau sudah terjadi kecelakaan, menyesalnya seumur hidup karena cacat permanen bahkan sampai mati di jalan, terlalu mahal resikonya, padahal mereka ini masih punya masa depan yang panjang," ujarnya.
Polisi, kata Latif, akan terus menjaga daerah-daerah vital agar tidak terjadi gesekan dan hal-hal yang tidak diinginkan.
Ia lantas meminta warga di Maluku untuk tidak terlalu fanatik terhadap negara yang didukung dan bereuforia secara berlebihan saat tim yang didukung menang.
"Tetap tertib serta jaga keselamatan masing-masing dan keselamatan umum. Sudah terjadi korban lakalantas mati dan tabrakan pada saat konvoi arak-arakan," ingatnya.
Ia juga mengajak para orangtua agar lebih berperan aktif dalam memantau perkembangan anak-anaknya dan sebaiknya tidak mengizinkan anak-anak keluar malam sampai pagi untuk konvoi menggunakan kendaraan.
"Peran orangtua sangat penting untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya jangan izinkan anak-anaknya keluar malam sampai pagi bahkan konvoi arak-arakan mengganggu ketertiban umum dan bahayakan keselamatan dirinya sendiri dan orang lain," pinta Kapolda.
Latif pun meminta kepada seluruh masyarakat di Maluku agar senantiasa menjadi suporter yang baik dengan lebih mengutamakan keselamatan diri.
"Utamakan keselamatan, nyawamu lebih mahal daripada piala dunia. Masa depan hidupmu tidak ditentukan dari hasil piala dunia ini," ingatnya.
Baca Juga: Niat Balas Dendam, Pelajar Konvoi Motor Ayunkan Sajam Dibekuk, 3 Tersangka