Tantangan lain yang dialami para sopir sasis ini adalah ketika berjalan di malam hari.
Alex biasanya menyetir sampai jam 2 dini hari lalu beristirahat dan kembali jalan saat subuh.
"Tapi tergantung situasi, kalau hujan paling jam 11 malam maksimal, kalau terang (cerah) dan ada temannya, lanjut sampai jam 2 dini hari," beber Alex.
Tantangan lainnya, sasis ini tidak punya bodi, jadi tidak bisa ditinggalkan sembarangan saat istirahat.
Untuk antisipasi, Alex biasanya cari tempat istirahat yang masih bisa mengawasi sasis bus.
"Kita usahakan saat makan, terpantau sasis itu, kelihatan depan mata, jaga-jaga karena yang sudah-sudah banyak kejadiannya," terangnya.
"Ada ban serep suka hilang, alat-alat yang dikasih suka dicopot," ucapnya.
Ketika sampai di karoseri tujuan, Alex biasanya pulang atau kembali membawa bus yang sudah selesai dibuat. Tergantung permintaan kantor.
"Biasanya kan sudah ada yang jadi, kita tarik (bawa) ke kantor, kita ambil, kalau enggak kita pakai bus (bus akap) pulangnya," sebutnya.
"Jadi kita berangkat bawa sasis, pulang bawa bus yang jadi, sesuai permintaan kantor," tandas Alex.
Baca Juga: Beli Bus dan Truk di Dealer Beda Dari Mobil, Cuma Dapat Sasis dan Mesin, Ini Alasannya