Otomotifnet.com - Larangan turis asing tidak menyewa motor di Bali mendapat tanggapan pengusaha rental.
Kebijakan ini disampaikan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster.
Kadek Handi Juniarta, dari Hap Rental Bali, mengatakan kalau larangan tersebut benar-benar diterapkan, akan memberatkan para pelaku usaha rental motor dan wisatawan mancanegara tersebut.
Apalagi, harga travel juga tidak murah.
"Kalau semua diwajibkan pakai travel, kalau travel-nya harganya enak sih tidak masalah. Sekarang, travel harganya tinggi, belum lagi kalau pakai sopir, belum lagi macetnya," ujar Handi, saat dihubungi belum lama ini.
Handi menambahkan, jika Warga Negara Asing (WNA) diwajibkan menggunakan travel, pasti akan menambah kemacetan di jalan.
Ia mengatakan, tidak semua turis itu punya uang banyak, ada juga yang sewa motor, plus menawar.
Dewa Semawa, dari Dewa Motor Bali Rental, mengatakan, dirinya berharap Gubernur Bali mau mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut.
Menurutnya, kebijakan tersebut sangat merugikan pengusaha rental motor yang baru mulai bangkit dari pandemi Covid-19.
"Tidak semua turis ugal-ugalan dan tidak mentaati lalu lintas. Perketat peraturan izin usaha, terutama untuk WNA, karena banyak dari mereka menggunakan visa liburan namun membuka usaha di Bali," kata Dewa.
Putu Eriex, dari rental motor VRM Trans, mengatakan, kebijakan tersebut akan menutup usaha warga lokal.
Sebab, warga lokal yang buka usaha rental itu tidak sedikit.
"Untuk yang tergabung dalam paguyuban kami saja hampir 200-an, belum lagi yang di luar paguyuban. Selain itu, banyak juga yang akan kehilangan pekerjaan, karena setiap rental itu pasti mempekerjakan karyawan minimal setiap rental itu 3-4 karyawan, itu pasti," ujarnya.
"Penjualan motor dari dealer juga akan menurun. Semestinya, jangan dilarang, tapi dibuatkan aturan khusus," kata Eriex.
Baca Juga: WNA Dilarang Sewa Motor di Bali, Hanya Boleh Pakai Mobil Dari Agen Travel