Bosch Catat Penjualan Rp 2 Triliun Lebih Sepanjang 2022, Sektor Otomotif Terbanyak

Andhika Arthawijaya - Rabu, 7 Juni 2023 | 23:00 WIB

Menajemen Bosch Indonesia berpose bersama usai acara Annual Press Conference 2023 di Jakarta (7/6/2023) (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.comBosch, perusahaan penyedia teknologi dan layanan terkemuka asal Jerman, mengumumkan pencapaian positif sepanjang tahun 2022 lalu di Indonesia.

Nilainya cukup fantastis, Bosch catat total penjualan lebih dari Rp 2 triliun, yang merupakan penjualan tertinggi hingga saat ini. 

“Hasil penjualan perusahaan selama 2022 merupakan yang tertinggi sejak Bosch mulai beroperasi di Indonesia pada 2008 lalu,” papar Pirmin Riegger, Managing Director of Bosch in Indonesia dalam acara konferensi pers Rabu pagi (7/6/2023) tadi di Jakarta.

Hal tersebut kata Pirmin karena didukung oleh situasi pasar yang kondusif, sehingga Bosch sukses mencapai pertumbuhan di seluruh segmen bisnisnya.

Baca Juga: Bosch Dukung Formula E Jakarta 2023 Dengan Menyuplai Data Logger

Jadi sepanjang 2022 lalu semua divisi Bosch menyumbang kontribusi positif terhadap penjualan.

Mulai dari Mobility Solutions, Industrial Technology, Consumer Goods, hingga Energy and Buildings Technology.

Namun Bosch mengakui kalau penyumbang terbesar dating dari sektor bisnis Mobility Solutions alias otomotif.

Sektor ini membukukan kenaikan yang signifikan, berkat peningkatan volume ekspor produsen otomotif di Indonesia.

“Tentu penjualan ke OEM atau pabrikan, memberi sumbangsih yang paling besar,” beber Bernard Simanjuntak, Sales Director of Original Equipment Bosch in Indonesia.

Karena, lanjut Bernard, secara kuantitas jelas lebih banyak, “Misal mobil X satu bulan jualnya bisa 3.000-an, jadinya yang kita pasok ke sana tentu lebih besar,” jelasnya.

Ada pun produk-produk Bosch yang disuplai ke OEM seperti ECU (Electronic Control Unit), sensor-sensor, komponen rem, komponen untuk teknologi ADAS (Advanced Driver Assistance System), dan sebagainya.

Bahkan Bosch saat tengah menjajaki untuk menawarkan paket mesin listrik kompak buatan mereka yang dinamai eAxle, yang bisa digunakan pada BEV (Battery Electric Vehicle) maupun mobil hybrid.

Baca Juga: Bosch Bagi-bagi 6 Ribu Busi, Upaya Dukung Pemerintah Tentang Emisi Gas Buang

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Bernard Simanjuntak saat mempresentasikan produk baru Bosch untuk kendaraan listrik

“Ini salah satu produk baru dari Bosch untuk mendukung mobil yang ramah lingkungan, seperti listrik atau hybrid,” tukas Bernard.

eAxle ini kata Bernard merupakan gabungan antara 3 fungsi, “Yang pertama adalah motor listrik, kedua adalah power elektronik, dan ketiga adalah girboks,” terangnya.

Jadi, dalam satu housing, lanjut Bernard, sudah terdiri dari 3 bagian itu.

Sehingga dimensinya jadi lebih kompak dan lebih ringan, yang otomatis dapat memangkas bobot kendaraan secara keseluruhan.

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
eAxle, terdiri dari motor listrik, inverter dan girboks jadi satu kesatuan, sehingga dimensinya makin kompak dan ringan

“Ini tentunya dapat mempengaruhi performance dan jarak tempuh. Karena seperti kita ketahui pada kendaraan listrik itu selain motor listrik, griboks dan sebagainya, ada juga baterai yang bobotnya lumayan berat,” tambahnya.

Selain itu, lanjutnya, lantaran dimensinya cukup kompak, eAxle dapat diinstalasi di dalam ruang mesin dengan mudah, bahkan pada mobil-mobil kecil.

Oiya, motor listrik pada eAxle ini punya range daya mulai dari 50 – 300 kW.

Menurut Bernard eAxle ini di luaran sana sudah digunakan pada mobil listrik buatan Eropa dan China.

Baca Juga: Pro dan Kontra Subsidi Kendaraan Listrik, Mending Lanjut Atau Stop?

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Bosch juga memperkenalkan sistem monitoring baterai kendaraan listrik bernama Battery in the Cloud (BitC)

“Kalau di Indonesia masih belum, karena baru kami perkenalkan,” ucapnya.

Selain eAxle, Bosch juga menawarkan sistem Battery in the Cloud (BitC) yang bisa dimonitor lewat smartphone.

“Jadi, sistemnya adalah kita menyiapkan storage di Cloud-nya Bosch untuk me-manage baterai. BitC ini ada beberapa fungsi, yang pertama adalah life time monitoring,” jelas Bernard lagi.

Apa aja yang di monitor? “Kira-kira kita bisa tahu berapa sisa baterai mobil listrik mobil kita, jadi kita tahu kapan harus ngecharge,” tambahnya.

Bisa juga diketahui apa saja yang menyebabkan pemakaian baterai cepat habis.

“Misal karena gaya nyetirnya, atau pure kondisi jalan, atau karena komponen listrik tambahan yang dipasang pada mobil dan sebagainya. Nanti semua akan terbaca lewat aplikasi,” papar Bernard.

Kedua, ia juga bisa memprediksikan umur baterai. “Jadi dia bisa tahu apakah kondisi baterai masih bagus atau enggak,” tukasnya.

Lalu yang terakhir kata Bernard, sistem ini officially certified. “Jadi, misalnya kita mau jual mobil listriknya, maka ia bisa menginformasikan kondisi battery healt-nya masih bagus atau sudah drop. Dan kemudian di-certified. Sertifikasinya juga oleh lembaga terpercaya,” terangnya lagi.

Oiya, inovasi-inovasi terbaru dari Bosch tersebut kata Bernard sebagai bentuk dukungan sekaligus menjawab tantangan program ramah lingkungan yang saat ini tengah digalakkan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.