Juga efek engine brake-nya ketika kita lepas gas, tidak sekuat CVT, sehingga membuat umur kampas rem lebih pendek.
Sementara pada transmisi matik jenis CVT, perpindahannya giginya lebih halus karena ia tidak mengandalkan planetary gear set.
Melainkan mengandalkan dua buah puli (drive dan driven pulley) yang dihubungkan dengan sabuk baja.
"Kalau di AT membentuk rasio giginya bertingkat, maka di CVT rasio giginya continue atau berkesinambungan yang menyesuaikan dengan putaran mesin, sehingga tidak terasa perpindahannya," terang Hermas.
Baca Juga: Bikin Efek Engine Brake Di Mobil Matic Boleh-Boleh Saja, Tapi Caranya Begini
Nah, karena perubahan rasio giginya berkesinambungan, mobil dengan transmisi jenis CVT ini cenderung lebih irit bahan bakar, karena kerap mempertahankan di RPM rendah.
Disamping itu transmisi CVT mempunyai sistem engine brake yang lebih terasa dibanding AT konvensional, kampas rem jadi lebih awet.
Tapi kekuranganya dari CVT, yakni jika ada kerusakan, biaya perbaikan CVT yang lebih mahal karena sistem transmisi CVT lebih kompleks.
Kemudian dari segi akselerasi juga kurang responsif jika dibandingkan matik konvensional.
Hal ini dikarenakan sistem transmisi CVT yang serba elektrik yang dikontrol oleh komputer, kecuali mobil tersebut sudah disematkan fitur tiptronic dengan paddle shift.
Kalau dari segi durability, menurut Hermas kedua transmisi tersebut bisa sama-sama awet, asalkan melakukan perawatan berkala seperti rutin mengganti oli transmisi dan pemakaian yang benar seperti kenal dengan medan dan kelemahan dari transmisinya.
Nah, setelah tahu plus minusnya, jadinya mau pilih Brio matic AT atau CVT nih?