"Kami juga bersurat ke provinsi karena ada beberapa pabrik yang menjadi tanggung jawab provinsi dan pengawasannya dilakukan kementerian," katanya.
Pemerintah juga menggalakkan budaya naik transportasi umum.
Saat ini, ada beberapa fasilitas transportasi yang bisa menjadi alternatif masyarakat.
Di antaranya, Suroboyo Bus dan Trans Semanggi, hingga feeder.
"Ke depan kami juga meminta teman-teman Dishub untuk mengkaji. Sebenarnya feeder-feeder itu bisa mengangkut dari rumah-rumah, sehingga bisa (menjangkau) ke Suroboyo Bus," katanya.
Untuk memperbanyak daerah resapan polusi, Pemko juga memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH).
"Ketika ada rumah atau tempat pembangunan, syaratnya harus ada RTH," kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Melalui berbagai startegi tersebut, kualitas udara telah membaik.
Berdasarkan data indeks kualitas udara (IKU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI), Kota Surabaya berada di tingkat teratas awal pekan ini (11/9/23).
Kualitas udara Kota Surabaya menunjukkan skor IKU 23.
Hal tersebut menunjukkan kadar polutan di Kota Pahlawan sangat minim.
Nilai tersebut berdasarkan klasifikasi IKU KLHK RI yang diatur dalam Peraturan Menteri LHK No.14 tahun 2020, yakni dengan parameter 0-50 baik, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 300+ berbahaya.
"Saya matur nuwun (terima kasih) kepada warga Kota Surabaya telah menjaga lingkungan dan menjaga terhadap kotanya," tuntas Cak Eri.
Baca Juga: Inilah Ambang Batas Emisi Gas Buang Mobil Agar Lolos Uji Emisi